JAKARTA, NP – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah merampungkan Sekolah Lapang Iklim (SLI) Operasional di Desa Kalimanggis, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung, dan desa Jogoyasan, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah.
Program SLI Operasional rutin diadakan BMKG sebagai langkah konkret dalam upaya penguatan ketahanan pangan terhadap cuaca ekstrem, terutama di masa pandemi ini.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan, SLI Operasional bertujuan untuk membantu petani dalam menjaga produktivitas pertanian di tengah meningkatnya potensi cuaca ekstrem.
“Utamanya SLI ini adalah untuk pemahaman cuaca dan iklim, sehingga bapak/ibu (petani) dapat menyusun strategi dan perencanaan tanam. Agar tidak mengalami gagal panen yang berujung kerugian bagi petani”, tutur Dwikorita dalam sambutannya.
Lebih lanjut, Dwikorita juga mengingatkan untuk mewaspadai fenomena La Nina yang juga berdampak pada pertanian.
“Saya ingin menyampaikan hal penting yakni perihal fenomena La Nina, dimana saat ini terjadi anomali berupa perbedaab suhu muka air laut hingga mencapai lebih dari -1,1 derajat Celcius antara Samudra Pasifik dan perairan di kepulauan Indonesia, yang dikategorikan sebagai fenomena La Nina level Moderat. Akibat dari anomali suhu muka air laut tersebut, maka terjadi aliran massa udara basah yg lebih kuat dari Samudra Pasifik menuju ke Kepulauan Indonesia, yang mengakibatkan kenaikan akumulasi curah hujan bulanan atau musiman di wilayah Indonesia yang diprediksi hingga mencapai 20% s.d.40% lebih tinggi dari normalnya, tergantung pada variasi wilayah dan waktunya.
“Untuk wilayah Temanggung ini akan mengalami peningkatan curah hujan 10-40 persen per bulan atau sekitar 60 mm per bulan. Oleh karena itu perlu diwaspadai potensi terjadinya longsor”, ujarnya.
Kegiatan SLI Operasional di Provinsi Jawa Tengah kali ini dilaksanakan di lahan tanam milik petani di Desa Kalimanggis, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung diikuti oleh petani dari kelompok tani yang ada di empat desa di Kecamatan Kaloran yaitu Desa Kalimanggis, Getas, Tleter, dan Geblog.
Meski di tengah pandemi Covid-19, kegiatan ini tetap berjalan efektif dengan metode pembelajaran berupa pemahaman informasi terkait cuaca dan iklim secara daring/virtual dan tatap muka/langsung praktek di lapangan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
“Ditengah kondisi pandemi seperti saat ini, merupakan tantangan sendiri bagi para peserta dan BMKG dalam menyukseskan kegiatan SLI dengan budidaya cabai dan tomat yang menerapkan pola tanam dan mempertimbangkan umur komoditi”, terang Dwikorita.
Meskipun demikian, cabai yang ditanam selama SLI Operasional (3 bulan dalam satu musim tanam) berhasil tumbuh dan dipanen dengan kualitas yang baik. Terbukti dari harga jual yang lebih tinggi karena di panen di luar bulan-bulan panen raya.
Koordinator kegiatan SLI Provinsi Jawa Tengah Ir. Tuban Wiyoso, M.Si mengatakan, hasil panen cabai di wilayah Kabupaten Temanggung mengalami peningkatan yang cukup tinggi yakni kisaran 0,4 – 0,7 kg/pohon, dengan harga cabai mencapai Rp27.000/kg.
Begitu pula dengan panen tomat di wilayah Desa Jogoyasan mengalami peningkatan rata-rata produksi 4kg/pohon dengan harga Rp4.000/kg. Sedangkan hasil panen non SLI hanya 2-3 kg/pohon.
“Cabainya luar biasa, meskipun di tengah hujan ekstrem, irigasinya tidak terganggu sehingga produksinya alhamdulillah melimpah 6-7 kilo” ungkap Masdik, salah satu peserta SLI Operasional.
“Kami berterima kasih kepada BMKG atas bimbingan SLI ini, para petani di Temanggung sangat terbantu, dan semoga ke depannya dapat merambah komoditas lain seperti asparagus dan vanili” lanjut Masdik.
Selain manfaat dari segi ekonomi, para peserta SLI Operasional juga mendapat pengetahuan mengenai proses budidaya pertanian (cabai), menerapkan budidaya cabai di luar musim dengan kajian agroekosistem lokal; memperoleh pengetahuan mengenai informasi iklim dan cuaca, sehingga dapat melakukan mitigasi iklim dalam budidaya cabai di luar musim; dan dapat memanen disaat yang tepat dengan memperhitungkan pola tanam dan umur tanaman, serta dapat menentukan waktu panen.
Kegiatan pembimbingan berupa pemahaman informasi tidak cukup berhenti pada SLI.
Harapan ke depan selutuh peserta SLI agar tetap melakukan koordinasi dengan koordinator Stasiun UPT di wilayah Jawa Tengah, terutama untuk budidaya pertanian pada berbagai macam komoditas yang ada di Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Magelang.
Anggota Komisi V DPR RI, Ir. Sudjadi, yang turut hadir melalui sambungan virtual mengapresiasi BMKG karena kegiatan SLI Operasional Temanggung telah membawa banyak manfaat untuk masyarakat terutama petani.
“Saya hanya ingin mengucapkan dua kata untuk BMKG, hebat dan dahsyat. Barangkali karena BMKG sudah melaksanakan SLI ini empat kali berturut-turut selama pandemi ini, dengan komoditas yang beragam, yaitu bawang merah, tembakau, cabai dan tomat di wilayah Jawa Tengah, untuk mendorong dan membantu agar produksi tanaman holtikultura lebih naik”, tutur Sudjadi.
Sudjadi menambahkan program SLI ini sebagai salah satu bentuk dukungan terhadap pemerintah dalam hal Food Security.
Ia berharap pada kegiatan SLI yang akan datang dapat diikutsertakan narasumber dari akademisi seperti dari Fakultas Pertanian Universitas Diponegoro, agar ketahanan pangan bisa tetap dijaga keberlanjutannya.(rls)
Be First to Comment