Press "Enter" to skip to content

Antisipasi Dampak La Nina, Mensos Minta Tagana Sinergi dengan Kopassus

Social Media Share

JAKARTA, NP – Letak geografis Indonesia berada di cincin api menjadikan salah satu negara yang rawan bencana. Tahun ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat dari Januari hingga 10 Desember terdapat 2.676 bencana.

“Kondisi itu membuktikan Indonesia rawan bencana, ditambah pademi Covid-19 hingga 16 Desember berjumlah 636.154 kasus terpapar, 521.984 sembuh, serta 19.248 meninggal, ” ujar Menteri Sosial RI (Ad Interim), Muhadjir Effendy didampingi Danjen Kopassus Mayjen TNI Mohamad Hasan Pada Apel Kesiapsiagaan Tagana dan Kopassus Dalam Rangka Mengatasi Dampak La Nina di Markas Komando Kopassus, Cijantung, Jakarta, Kamis (17/12/2020).

Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) merilis data pada akhir Desember hingga Maret 2021 diprediksi terjadi fenomena alam La Nina, yang menyebabkan curah hujan berkembang sampai 40% dari kondisi musim hujan biasa.

“Presiden menyampaikan bahwa fenomena La Nina diprediksi meningkatkan akumulasi curah hujan bulanan dan meminta kita mengantisipasi berbagai kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi, ” kata Menssos Muhadjir.

Sejak lama Kementerian Sosial RI melaksanakan penanggulangan bencana berbasis masyarakat, salah satunya melalui pembentukan Taruna Siaga Bencana (Tagana) pada 24 Maret 2004 di Lembang Bandung, Jawa Barat.

“Tagana merupakan relawan penanggulangan bencana dan hasil verifikasi Oktober 2020 Tagana aktif ada 26.026 personil di seluruh Indonesia, ” tandasnya.

Selama ini, Tagana telah berkiprah nyata dalam penanggulangan bencana dan meraka adalah pegiat kemanusiaan tanpa pamrih bekerja untuk melayani korban bencana baik itu bidang evakuasi, shelter, logistik dan dapur umum, layanan dukungan psikososial serta layanan lainnya.

“Dalam situasi pandemi Covid 19, selain melakukan tugas di atas juga memberikan pelayanan pemakaman korban Covid-19 di masing masing daerah, ” katanya.

Menyikapi situasi potensi bencana di atas dan pendekatan penanggulangan berbasis masyarakat yang dimiliki Kementerian Sosial, agar penanggulangan lebih berdaya dan tepat guna, sehingga harus bersinergi dengan pihak terkait.

“Kami telah menjalin kerjasama melalui Nota Kesepahaman dengan TNI Nomor : 9 Tahun 2018, Nomor : KERMA/32/IX/2018, Tentang Percepatan Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial, salah satunya adalah tentang penanggulangan bencana, ” ungkap Muhadjir.

Adapun digelar apel kesiapsiagaan sebagai upaya sangat penting merapatkan barisan dan kemampuan serta sumber daya lainnya untuk menghadapi fonomena alam La Nina yang sudah mulai terjadi.

Selain itu, Mensos Muhadjir Effendy berpesan agar menjadikan apel sebagai momen konsolidasi antara Tagana se-Indonesia dan prajurit TNI dalam hal ini Kopassus agar benar-benar bersinergi pada situasi bencana.

“Saya meminta kepada seluruh Tagana untuk meningkatkan kesiapsiagaan atas kemungkinan terjadi bencana dampak La Nina, serta terus bekerjasama dengan berbagai pihak, termasuk dengan para prajurit Kopassus, ” pinta Muhadjir.

Dalam upaya penanggulangan benacana, tidak saja saat kedaruratan tetapi diawali sebelum terjadi bencana, pada saat serta pasca terjadi bencana.

“Saat di lapangan agar tetap menjujung tinggi kemanusiaan, selalu menjaga dan mensosialisasikan protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak, serta mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, ” pungkas Mesos Muhadjir.

Acara dihadiri Wadanjen Kopassus Brigjen TNI Tri Budi Utomo, Ir Kopassus, Para Asisten, Dangrup 3, Dansat 81, Dandenma, Kainfolahta, Kapen, Kakes, Kapal, Kabekang, Kazeni, serta Kahub.(Pen)

 

 

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *