Press "Enter" to skip to content

Praktekkan “Nabitepi”, Perkenaan Lebih Akurat

Social Media Share

JAKARTA, NP – Prajurit Satuan Lintas Laut Militer 1 mengikuti latihan praktek menembak di lapangan tembak Satkopaska, Pondok Dayung, Jakarta Utara, Kamis (10/2).

Latihan menembak ini merupakan kelanjutan dari latihan drill kering yang dilaksanakan di Lapangan Mulyono Silam. Latihan praktek menembak yang merupakan bagian dari program kerja Staf Operasi Satlinlamil 1 Triwulan I tahun 2022 melibatkan personel dari unsur KRI dan Staf Satlinlamil 1.

Dengan mengacu pada upaya peningkatan profesionalisme prajurit, khususnya dalam hal kemampuan dasar menembak, latihan ini menjadi suatu kegiatan yang rutin dilakukan. Bekal kemampuan menembak yang sudah dimiliki prajurit Satlinlamil 1 sejak menjalani pendidikan dasar militer menjadi dasar yang cukup kuat bagi prajurit untuk mengasah kemampuannya.

“Latihan menembak kali ini menggunakan senjata laras pendek pistol jenis G2 Combat dan Sig Sauer serta senjata laras panjang jenis SS1.” kata Komandan Satlinlamil 1, Kolonel Laut (P) Tarus Rostiyadi.

Instruktur yang mendampingi latihan menembak prajurit Satlinlamil1 adalah Perwira Kolinlamil yang merupakan atlet menembak Kolinlamil. Dengan penuh kesabaran dan ketegasan para Instruktur mengarahkan semua peserta untuk mempraktekkan drill kering yang sudah dipelajari sebelumnya. Nabitepi, napas bidik tekan picu dan dor..!

Sebelum melaksanakan penilaian, para petembak diberi kesempatan untuk melaksanakan tembakan percobaan masing-masing lima butir peluru. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui karakter senjata sekaligus memastikan “nol benar” dari senjata yang digunakan.

Untuk penembakan penilaian, para Perwira sebagai petembak pistol melaksanakan dua kali penembakan dengan metode slow fire dan rapid fire masing-masing dengan 10 butir peluru. Slow fire dilakukan dalam waktu 3 menit, rapid fire selama 63 detik dengan terlebih dahulu menembak dan menjatuhkan plat besi baru kemudian menembak sasaran pokok.

Sedangkan untuk para Bintara dan Tamtama yang menembak laras panjang melakukan uji petik secara bergantian dua gelombang, tiap gelombang terdiri dari dua belas sasaran, dengan jarak 100 meter dan dilakukan dengan tiga sikap yaitu tiarap, duduk dan berdiri.

Komandan Satlinlamil 1 yang mengikuti latihan menembak anak buahnya memberi tantangan dengan memberikan reward bagi petembak dengan skor tertinggi. Para prajurit Satlinlamil 1 serta merta lebih bersemangat mengikuti latihan dengan tantangan yang diberikan Komandannya. Dengan teori “nabitepi” yang diajarkan Instrukstur secara umum hasil menembak prajurit Satlinlamil 1 masuk dalam kategori baik. (Dispen Kolinlamil)

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *