JAKARTA, NP – Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mendorong para wirausaha startup binaan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) untuk menargetkan diri mereka masuk ke dalam daftar orang terkaya di Indonesia di masa depan.
“Kita ingin anda semua menekuni kewirausahaan di bidang teknologi ini tidak tanggung-tanggung. Anda harus punya mimpi, harus punya cita-cita besar bahwa saya ingin menjadi orang terkaya atau saya ingin menjadi orang terpandang di republik ini. Jangan hanya puas saya sudah startup, saya punya bisnis ini tapi harus berpikir terus ke depan. Untuk bisa berpikir ke depan inovasi harus menjadi mainstream di dalam bisnis atau usaha anda. Di dalam startup, anda tidak pernah boleh melupakan yang namanya research and development,” Bambang Brodjonegoro dikutip dari rilis saat Launching Brand dan Kick Off Program Startup Inovasi Indonesia di Auditorium Bacharuddin Jusuf Habibie Gedung II BPPT di Jakarta pada Kamis (5/4).
Menristek/Kepala BRIN percaya para startup ini di masa depan dapat menjadi perusahaan terkaya di Indonesia yang mampu mendorong Indonesia mencapai cita-cita kemerdekaan dari para pendiri bangsa, yaitu menjadi negara maju yang seluruh masyarakatnya sejahtera.
“Indonesia wajib menjadi negara maju. Itu yang diinginkan founding fathers kita ketika mendirikan Indonesia, bukan hanya sekadar negara yang merdeka tapi negara yang menyejahterakan seluruh masyarakatnya dan itu bisa terjadi kalau Indonesia menjadi negara maju jadi marilah kita sama-sama siapkan fondasi Indonesia menjadi negara maju dari sisi entrepreneur berbasis teknologi atau yang sekarang kita labeli Startup Inovasi Indonesia,” ungkap Bambang Brodjonegoro.
Menristek/Kepala BRIN dalam kesempatan ini mengubah nama program Kemenristek/BRIN yang membina startup dari sebelumnya bernama Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) menjadi Startup Inovasi Indonesia (SSI). Perubahan nama atau rebranding ini diharapkan meningkatkan popularitas program yang sejak 2015 sudah membiayai dan membina 1.307 startup ini.
“Kita hari ini rebranding tidak hanya ganti nama menjadi Startup Inovasi Indonesia tapi yang lebih penting programnya pun kita perbaiki karena dalam konteks program Startup Inovasi Indonesia ini kami meyakini bahwa para startup ini butuh bimbingan, butuh mentor yang kita kenal dengan nama inkubator. Mereka harus melalui proses inkubasi dan kami ingin proses pemilihan inkubatornya dan kinerja inkubatornya pun akan kita perbaiki, mekanisme pengawasannya dan mekanisme pemilihannya karena kalau anda sebagai startup sudah punya ide bagus, sudah punya prototipe tapi inkubatornya kurang mendukung, saya khawatir anda tidak pernah lulus untuk kemudian melakukan yang namanya scale up . Kita ingin siapapun yang pernah mendapatkan hibah dari kementerian ini, nantinya akan mentas benar-benar menjadi pengusaha berbasis teknologi yang menjadi andalan bagi ekonomi Indonesia,” ungkap Menteri Bambang.
Startup Inovasi Indonesia yang sebelumnya bernama Program Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) sejak 2015 hingga 2019 turut mendongkrak jumlah startup anak bangsa sehingga Indonesia tercatat menjadi negara dengan startup paling tinggi di Asia Tenggara dan berada di peringkat kelima di dunia setelah Amerika Serikat, India, Inggris, dan Kanada. Sejak 2015 anggaran yang sudah disuntikkan kepada para startup dalam modal dan pembinaan atau inkubasi mencapai 371,7 miliar rupiah.
Dari 1.307 startup tersebut saat ini terdapat 26 startup dengan predikat mature atau mandiri dan memiliki nilai omzet di atas satu miliar rupiah per tahun, 44 startup dengan nilai omzet antara lima ratus juta rupiah hingga 1 miliar rupiah per tahun, serta 244 startup lainnya memiliki nilai omzet antara seratus juta rupiah hingga lima ratus juta rupiah per tahun.
Turut hadir dalam kesempatan ini Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny Gerard Plate, Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handoko, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin, serta para pejabat dari lingkungan Kemenristek/BRIN, puluhan pemberi modal atau venture capital serta puluhan peserta startup binaan Kemenristek/BRIN sejak 2015.(red)
Be First to Comment