JAKARTA, NP – Panglima Komando Lintas Laut Militer Laksda TNI Agus Hariadi selaku Direktur Latihan Operasi Pendaratan Administrasi (Latopsratmin) tahun 2022 meninjau dan mengecek langsung kesiapan personel dan materiil yang terlibat latihan baik dari satuan TNI AL maupun TNI AD di dermaga Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang, Minggu (4/9). Latopsratmin kali ini diintegrasikan dengan latihan Batalyon Tim Pertempuran 400 dari Kodam IV Diponegoro.
Personel dan alutsista TNI AL yang terlibat terdiri dari 862 personel, 4 KRI jenis angkut sebagai Satgasla, 2 KRI sebagai Satgas Lindung dan 1 Heli Anti Kapal Selam HS-1308 serta 1 Pesawat Baron T-2602 sebagai simulasi serangan udara. Sedangkan dari Kodam IV Diponegoro personel yang terlibat sebanyak 1.056 personel dan material tempur sebanyak 116 unit Ranpur dan Rantis berbagai jenis.
Latopsratmin pada tahap latihan lapangan ini merupakan kelanjutan tahap latihan Posko yang telah dilaksanakan sebelumnya. Latihan tahap lapangan ini dilaksanakan selama 10 hari yang dibagi menjadi 3 tahap yaitu tahap embarkasi, tahap lintas laut dan tahap debarkasi. Setelah personel dan materiil TNI AD selesai embarkasi di Pelabuhan Tanjung Mas, unsur-unsur KRI akan bertolak menuju daerah latihan yang berada di Lampung yang disimulasikan sebagai sebagian wilayah NKRI yang telah diduduki musuh.
Opsratmin merupakan salah satu Operasi Gabungan Utama yang dilaksanakan untuk memindahkan kekuatan satuan TNI AD (Kogasratgab) ke Daerah Sasaran Amfibi yang telah dikuasai oleh Pasukan Pendarat Kogasgabfib yang telah lebih dahulu melaksanakan serbuan Amfibi dalam rangka merebut pantai yang telah dikuasai musuh.
Panglima Kolinlamil dalam briefingnya kepada penyelenggara maupun pelaku latihan menyampaikan pesannya agar masing-masing pihak untuk saling melaksanakan latihan dengan sungguh-sungguh, saling menjalin komunikasi dan koordinasi, sehingga semua asaran latihan dapat tercapai. Skenario latihan disusun untuk menggiring situasi perang yang sebenarnya, dengan tujuan semua pelaku latihan dapat memahami dengan baik.
Selain itu, hal yang paling utama adalah penyelenggaraan latihan harus zero accident. “Ikuti standar operasional prosedur yang berlaku. Setiap prajurit harus mampu membuat mitigasi untuk meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan.” ungkapnya.
Kepada para Komandan KRI, Panglima Kolinlamil menegaskan agar memberikan layanan yang optimal kepada prajurit TNI AD yang on board khususnya dalam hal dukungan logistik prajurit dan akomodasi karena hal tersebut sangat mempengaruhi fisik dan moril prajurit. ”Ingat, prajurit TNI AD yang diangkut nantinya akan diturunkan untuk bertempur. Oleh karena itu, buat kehidupan dan suasana yang nyaman di KRI agar fisik dan moril prajurit tetap tinggi.” tegas Panglima Kolinlamil.
Selama lintas laut akan dilaksanakan berbagai serial latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan naluri tempur prajurit dalam menghadapi setiap ancaman. Hal tersebut sebagai wujud implementasi dari penekanan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono akan pentingnya upaya membangun sumber daya manusia TNI AL yang unggul dan profesional serta tangguh menghadapi segala ancaman. (Dispen Kolinlamil)
Be First to Comment