Penjual Pernak-pernik di Pasar Glodok Dipenuhi Pengunjung.(Ist)
JAKARTA, NP – Jelang Imlek kawasan Pecinan Jl. Pancoran Glodok, sudah menampakkan kemeriahannya. Para pedagang yang menjual berbagai pernak-pernik Imlek, seperti hiasan, pakaian, dan makanan khas mulai memadati tempat ini.
Di Glodok, Jakarta, kawasan Pecinan yang terkenal itu mulai dipadati oleh orang-orang yang ingin membeli dekorasi, makanan, dan barang-barang lainnya untuk merayakan Imlek.
Di sini, Anda bisa menemukan berbagai macam barang unik dan menarik untuk memeriahkan perayaan Imlek. Para pedagang pernak-pernik/aksesoris Imlek mengaku sudah mulai panen dari penjualan mulai dari angpao, tempelan sampai patung Buddha atau Dewi Kwan Im. Kebakaran di Glodok Plaza, Jakarta Barat tidak mempengaruhi nilai penjualan mereka. Tahun ini malah meningkat dibanding tahun lalu.
“Ada yang beli angpao, tempelan, bahkan patung Buddha, Dewi Kwan Im. kalau angpao murah, mulai dari Rp 10 ribu – 50 ribu yang isinya 10 pieces. (harga) Lampion Rp 200 ribu/piece, pajangan mulai dari Rp 50.000 – 200.000,” kata Aini, salah satu pedagang aksesoris Imlek di Pancoran Glodok, baru-baru ini.
Diketahui Perayaan Tahun Baru Imlek 2025 jatuh pada 29 Januari, tanda dimulainya Tahun Ular Kayu dalam kalender Tionghoa. Dan tahun 2025 merupakan Tahun Ular Kayu dalam penanggalan Tionghoa atau Imlek. Tahun Ular Kayu adalah salah satu dari 12 shio yang ada dalam penanggalan Tionghoa.
Menurut astrologi Tionghoa, orang yang lahir di Tahun Ular Kayu memiliki sifat yang cerdas, kreatif, dan berani mengambil risiko. Mereka juga dikenal memiliki kemampuan berbicara yang baik dan dapat menjadi pemimpin yang efektif.
Berikut beberapa fakta terkait Ular Kayu, datangnya tahun ini dimaknai sebagai tahun yang penuh energi positif. Shio Ular sendiri merupakan shio keenam dalam siklus 12 tahun yang melambangkan kebijaksanaan, kecerdikan, dan kemampuan beradaptasi. Sementara elemen kayu melambangkan pertumbuhan, stabilitas, dan keharmonisan.
“Saya hanya sebatas jualan, tidak mengerti makna shio Ular Kayu. Yang jelas, semua aksesoris, pernak-pernik dengan gambar dan motif ular. Tapi sepertinya tanda-tanda pertumbuhan ekonomi, stabilitas, dan keharmonisan kelihatan. Angka penjualan saya pada H-10 Imlek terus meningkat,” kata Aini.
Sementara itu, Anna sehari-harinya membantu berjualan pernak-pernik di Glodok ini mengaku tidak masalah dengan bahasa. Ia sempat bekerja di Taiwan sebagai perawat lansia (lanjut usia) tahun 2015 – 2021. Selama enam tahun, ia sudah lancar berbahasa mandarin. Sehingga ketika ada pembeli dari kalangan Chinese expatriate di Jakarta dan sekitarnya, ia yang meladeni langsung. Salah satunya, Mr. Lin Ah-fu 林 啊 嗎 asal Tiongkok yang tinggal di apartemen di Jl. Gajah Mada, dan buka usaha pabrik besi potong di Cakung Jakarta Timur.
“Mr. Lin Ah-fu beli angpao, tempelan dan lain sebagainya. Dia mau pasang di pabriknya di Cakung dan di apartment nya. Keseluruhan, dia menghabiskan Rp 2 juta. Tapi dia nggak beli Patung Buddha yang harganya Rp 5 juta. Memang agak mahal, tapi (pembeli) bisa tawar,” kata Anna.
Di tempat berbeda, warga Tionghoa yang tinggal di perumahan Gading Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel) Banten, Joan (Huang You-ping / 黃優評 ) mengaku, harga patung Buddha yang dijual di Glodok sangat mahal. Joan yang merayakan Imlek setiap tahunnya juga mengaku telah memiliki patung di altar di rumahnya. Menurutnya, jika membandingkan harga patung yang dijual di Pancoran Glodok dengan yang dia beli di tempat lain, ada selisih harga yang cukup lumayan.
“Saya beli Patung Dewa Tanah beserta rumah-rumahannya, total hanya Rp 3 juta. Itu juga, penjualnya sudah untung banyak,” kata Joan yang juga seorang businesswoman.
Perayaan hari raya imlek setiap tahun selalu menarik antusias para pedagang aksesoris imlek diberbagai tempat mendukung kelancaran perayaan ibadah warga tionghoa di Indonesia. (Liu)
Be First to Comment