Press "Enter" to skip to content

Upacara HUT ke-77 RI, Menparekraf Sandiaga Kenakan Baju Adat Suku Kaili

Social Media Share

Menparekraf Sandiaga mengenakan busana khas dari Suku Kaili, Palu, Sulawesi Tengah.(Foto:Ist)

JAKARTA, NP – Upacara peringatan HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia di Gedung Sapta Pesona, Kantor Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) berlangsung khidmat sekaligus meriah.

Hal ini tidak lepas dari ragam busana nusantara yang dikenakan seluruh peserta upacara termasuk Menparekraf Sandiaga Uno serta Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo termasuk pejabat eselon I dan II.

“Kita patut bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena berkat rahmatnya kita dapat memperingati 77 tahun kemerdekaan Republik Indonesia dengan kondisi seperti sekarang ini, setelah 2 tahun lebih dilaksanakan secara daring dan terbatas karena pandemi,” kata Menparekraf Sandiaga Uno, Rabu (17/8/2022).

Menparekraf Sandiaga di kesempatan tersebut mengenakan busana khas dari Suku Kaili, Palu, Sulawesi Tengah. Yakni berupa kemeja atau yang disebut Baju Koje dan sarung yang dalam pembuatannya melalui proses tenun tradisional. Menparekraf mengenakan Baju Koje berwarna hijau dan sarung warna kuning dilengkapi dengan Siga sebagai aksesori kepala yang menggambarkan kebesaran masyarakat Kaili.

Siga adalah aksesori kepala yang digunakan oleh pria Suku Kaili. Warna warni dari sebuah aksesoris kepala pria merupakan salah satu simbol kebesaran masyarakat kaili di Kota Palu Sulawesi Tengah.

Ikat kepala yang khusus dikenakan oleh kaum laki-laki ini memiliki makna tersendiri dalam pemakaiannya, yaitu status sosial.

Warna kuning adalah warna tertinggi yang hanya dapat dikenakan oleh para raja (magau) dan bangsawan, warna biru menunjukkan strata sosial pemakainya yang memangku sebagai gubernur, wali kota, dan bupati atau perangkat pemerintah lainnya.

Warna merah dapat dipakai oleh siapapun tanpa membedakan kelas sosial. Namun kini di kota Palu siapapun dapat memakai ikat kepala Siga yang menjadi kebanggaan masyarakat Kaili tanpa melihat kasta si pemakai.

Sementara Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf/Wakabaparekraf) Angela Tanoesoedibjo mengenakan pakaian adat Rote, Nusa Tenggara Timur.

Wamenparekraf mengenakan kain tenun warna hitam yang digunakan di seluruh tubuh sehingga membentuk seperti baju terusan dengan motif seperti burung merpati yang dipercaya sebagai simbol cinta, perdamaian, dan burung si pembawa kabar baik.

Tenun Rote Ndao memang cenderung berwarna gelap seperti warna hitam sebagai simbol kesetiaan, putih sebagai simbol kejujuran, merah sebagai simbol kesatuan.

Penampilan Wamenparekraf juga dilengkapi dengan aksesori seperti bula molik yang dipakai pada kepala. Aksesori yang berbentuk bulan sabit ini tepatnya dipakai di dahi. Selain itu, ada selempang, sarung, serta ikat pinggang yang terbuat dari perak atau emas bernama pendi.

Menparekraf Sandiaga dalam sambutannya berharap peringatan HUT ke-77 Kemerdekaan RI dapat menjadi momentum untuk pulih lebih cepat agar siap menghadapi tantangan global dan bangkit lebih kuat untuk siap membawa Indonesia maju.

“Dengan upaya bersama melalui sektor parekraf. Insyaallah tahun 2022 kami menargetkan capaian 1,1 juta lapangan kerja baru dan berkualitas dan 4,4 juta lapangan kerja baru di tahun 2024,” kata Menparekraf Sandiaga.

Usai upacara, Menparekraf bersama Wamenparekraf kemudian berkesempatan berfoto bersama peserta upacara yang mengenakan berbagai busana adat dengan tidak kalah menariknya. Keduanya juga berkesempatan memberikan hadiah sebagai bentuk apresiasi kepada peserta yang mengenakan busana adat terbaik.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut seluruh pejabat eselon I dan II serta staf di lingkungan Kemenparekraf/Baparekraf yang hadir secara luring maupun daring.(Rls/red)

 

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *