JAKARTA, NP – Kementerian Pertanian (Kementan) di awal tahun 2022 semakin masif merealisasikan program terobosan Taksi Alsintan (alat mesin pertanian) guna melakukan booster akselerasi pembangunan pertanian yang maju, mandiri dan modern di berbagai daerah sehingga sektor pertanian Indonesia semakin tangguh walaupun diterpa dampak perubahan iklim dan pandemi covid 19. Setelah Provinsi Sumsel, program gagasan cemerlang Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) ini kembali direalisasikan di Provinsi Jawa Barat yang tujuanya untuk meningkatkan produktivitas, produksi, kesejahteraan petani dan penguatan ekspor pangan sehingga mendorong pemulihan ekonomi nasional.
“Taxi Alsintan merupakan program penyediaan alsintan secara mandiri melalui fasilitasi bantuan KUR (Kredit Usaha Rakyat,- red) sehingga petani bisa dengan mudah memiliki alsintan tanpa harus lagi mengandalkan bantuan pemerintah. Hari ini di Subang, Kementan realisasikan 36 unit combine harvester dan 4 unit traktor roda empat untuk Provinsi Jawa Barat dan untuk Kabupaten Subang sendiri 3 unit combine harvester dan 2 unit traktor traktor roda dua,” demikian dikatakan Direktur Alsintan, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Andi Nur Alam Syah pada acara penyerahan alsintan untuk pengembangan program Taxi Alsintan melalui KUR di Balai Besar Penilitian Padi Sukamandi, Subang, Sabtu (26/2/2022).
Nur Alam mengatakan realisasi penyaluran alsintan ke depannya di Provinsi Jawa Barat terus ditingkatkan volumenya yang selanjutnya diklasterkan untuk terkoneksi dengan Taxi Alsintan. Provinsi Jawa Barat sebagai sentra produksi pangan khususnya padi nasional, harus ditopang penuh dengan hadirnya Taxi Alsintan sehingga menghadapi dampak perubahan iklim ekstrim dan pandemi covid 19 tahun ini dan ke depannya, penyediaan pangan tetap terjamin bahkan surplus yang dapat digunakan untuk ketahanan pangan nasional bahkan ekspor.
“Bantuan alsintan yang dikucurkan pemerintah selama ini sudah banyak namun pengelolaannya kurang optimal. Nah, dengan Taxi Alsintan menjadikan petani dan kelompok tani maupun Unit Pengelola Jasa Alsintan (UPJA) tertransformasi menjalankan usahanya menjadi sebuah bisnis yang lebih modern. Usaha tani menjadi lebih efisien dan keuntungan yang diterima pun menjadi berlipat,” jelasnya.
“Dengan terkelolanya Alsintan dengan baik, pengolahan lahan menjadi lebih cepat dan tidak ada lahan yang mengganggur dalam waktu lama. Alsintan adalah salah satu kunci peningkatan produksi dan sektor pertanian tetap tangguh dalam kondisi perubahan iklim ekstrim, sehingga Taxi Alsintan harus benar-benar hadir dalam jumlah besar di tengah petani. Pertanian ke depannya menjadi full mekanisasi sebagaimana yang terjadi di negara-negara maju,” imbuh Nur Alam.
Jaminan Akses KUR
Nur Alam mengatakan Kementan telah menjalin sinergitas yang baik dengan semua stakeholders untuk mensukseskan program Taxi Alsintan ini sehingga menjami kemudahan petani untuk melakukan pembelian alsintan melalui fasilitas KUR, tanpa adanya kendala yang memberatkan petani. Kementan berkolaraborasi dengan pihak perbankan dan perusahaan penyedia alsintan sehingga sejumlah problem dalam proses penyaluran KUR alsintan bisa teratasi dan para petani bisa langsung mendapatkan alsintan yang dikehendakinya.
“Dengan perbankan dan penyedia, kita sepakat mempermudah payment (DP) atau uang muka KUR alsintan. Petani kini hanya terbebani DP 10 persen yang sebelumnya 30 persen dan penyedia alsintan siap membantu membayarkan DP 20 persen,” ucapnya.
Sebelumnya, Mentan SYL mengatakan program Taxi Alsintan merupakan langkah kongkret mendorong pembangunan pertanian berbasis mekanisasi modern dalam jumlah besar di tingkat petani secara mandiri, dimana tidak lagi mengandalkan bantuan bersumber dari APBN. Taxi Alsintan adalah terobosan baru dan jawaban pembangunan pertanian Indonesia saat ini agar full mekanisasi sebagaimana sektor pertanian negara-negara maju yang tingkat produksinya tinggi dan kualitas pangan yang dihasilkan pun tinggi.
“Dengan Taxi Alsintan, semua orang bisa memiliki alsintan secara pribadi dengan kita gunakan KUR, kemudian menggunakan sistem bagi hasil dengan petani. Kami masih butuh 1 juta alsintan untuk meningkatkan produktivitas, 1 traktor sehari bisa 4 hektar, waktu pengolahan lahan harus cepat, lahan jangan dibiarkan lama tidak ditanami. Paling lama 5 hari lah. Maka, olah lahan harus dikebut, pakai mekanisasi semua, sehingga bisa tercapai 1 tahun 4 kali panen,” katanya.(RLS)
Be First to Comment