Press "Enter" to skip to content

Perusahaan Sawit Minta Segera Dinaikkan Harga Pembelian TBS

Social Media Share

SANGATTA, NP- Wakil Ketua DPD RI Mahyudin, menyampaikan aspirasi masyarakat terutama dari para petani sawit di Kutai Timur, mengenai anjloknya harga Tanda Buah Segar (TBS) sawit. Ia pun memaparkan bagaimana selama ini dirinya dalam kapasitas sebagai Wakil ketua DPD RI turut memperjuangakan aspirasi masyarakat daerah, mengenai anjloknya harga Crude Palm Oil (CPO) kepada pemerintah di tingkat nasional.

“Aspirasi yang telah kita perjuangkan itu pun telah ditanggapi dengan baik oleh pemerintah. Antara lain dengan adanya pelonggaran DMO, yang saat ini telah berdampak terhadap kenaikan harga CPO,” katanya, saat melakukan audiensi dengan dua perwakilan perusahaan sawit di Kabupaten Kutai Timur, yaitu PT. KIN dan PT. KBN, di Sangatta, Kalimantan Timur, minggu (31/7/2022).

Namun, Mahyudin yang juga sebagai Dewan Penasehat Forum Petani Sawit Kalimantan Timur, menyatakan bahwa kenaikan harga CPO itu juga harus diikuti dengan naiknya harga TBS di tingkat petani. Menurutnya masih banyak perusahaan sawit yang membeli TBS dari petani dengan harga murah, bahkan sampai di bawah Rp 1.000 per Kg.

“Jika hitung-hitungan biaya yang dikeluarkan oleh petani sawit dengan lahann kurang dari 5 Ha, maka pendapatan yang diterimanya ketika harga di bawah 1.000 rupiah per Kg  tidak akan cukup memenuhi kebutuhan keluarga sehari hari,” terangnya.

Oleh karena itu, di hadapan perwakilan pengusaha kelapa sawit di Kutai timur itu, Mahyudin meminta kepada semua perusahaan sawit untuk segera menaikkan harga pembelian TBS dari petani, sesuai dengan harga yang ditetapkan pemerintah, yaitu untuk kebun plasma berdasarkan harga Disbun (Dinas Perkebunan) berkisar  Rp 1.500 – 1.700 per Kg.

“Diketahui bahwa selama ini PT. KIN telah membeli TBS dengan harga 1.470 rupiah per Kg. Maka saya meminta kepada PT KBN dan semua perusahaan kelapa sawit di Kutai Timur dan Kalimantan Timur pada umumnya segera menaikan harga TBS sesuai yang ditetapkan pemerintah. Sehingga harga TBS di Kutai Timur dan Kalimantan Timur naik,” katanya.

Mahyudin pun bersyukur bahwa dalam pertemuan itu, Perwakilan PT KBN juga menyatakan akan segera menaikan harga pembelian TBS dari petani.

“Harga TBS saat ini di PT KBN agak lebih rendah diakibatkan karena adanya perbaikan atau pemeliharaan di beberapa komponen pabrik yang rusak, dan beberapa hari ke depan harga akan naik lagi setelah perbaikan selesai,” ungkap Manager Sustainable PT. KBN, Nurdin Chaeriana, yang juga hadir dalam pertemuan itu.

Selain itu, dalam pertemuan tersebut, Mahyudin juga menyampaikan aspirasi masyarakat mengenai limbah sawit yang sudah sangat memprihatinkan, dengan sudah makin banyaknya sungai yang tercemar.

“Terkait isu limbah sawit saya meminta pihak perusahaan sawit untuk terus mengambil langkah serius, berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Kutai Timur. Agar Pencemaran limbah sawit tidak terus terjadi,” katanya.

Turut hadir dalam Audiensi tersebut, anggota DPRD Kutai Timur Maswar, dan  Ketua Forum Petani Sawit Kalimantan Timur Asbudi.(har)

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *