BALIKPAPAN, NP – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menggelar kegiatan sosialisasi kebijakan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (RIPPARDA) di Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (14/12/20).
Kegiatan itu bertujuan memberikan arah kebijakan dalam membangun kepariwisataan yang dilandasi dengan kebijakan pembangunan kawasan di Kalimantan Timur.
Direktur Pengembangan Destinasi Regional II, Kemenparekraf, Wawan Gunawan, menyambut baik kegiatan sosialisasi kebijakan tersebut. Sebab, RIPPARDA ini diperlukan untuk menata kembali potensi-potensi pariwisata dan komponen penunjang, agar pengembangan daya tarik wisata yang akan datang dapat lebih terarah dan sesuai dengan kebutuhan wisatawan.
“Sehingga dalam pertemuan ini akan menerima masukan-masukan agar lebih sempurna termasuk adanya potensi daerah lain untuk menjadi obyek wisata tanpa mengubah kearifan lokal yang sudah ada,” ujar Wawan Gunawan.
Wawan melanjutkan bahwa kegiatan sosialisasi ini perlu diselenggarakan di beberapa Kabupaten lainnya di Kalimantan Timur guna mendorong pengembangan pariwisata secara berkesinambungan khususnya yang masih dalam tahap penyusunan.
Sementara itu, Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung Faisal Kasim, menjelaskan saat ini diperlukan sinergi dalam penyusunan RIPPARDA, misalnya dengan melibatkan seluruh stakeholder pariwisata.
“Pembangunan kepariwisataan harus dibangun secara bersama-sama dengan melibatkan seluruh stakeholder pariwisata,” ujar Faisal.
Faisal mengatakan, rencana induk pembangunan kepariwisataan di Kalimantan Timur ini berlaku selama 15-25 tahun. Namun, perlu ditinjau setiap lima tahun sekali untuk menyikapi perubahan yang terjadi.
Sementara itu Kadispar Kabupaten Berau, H. Masrani menyebut bahwa memfasilitasi pengembangan wisata di Derawan, Kakaban, dan Maratua dengan standar kelas dunia adalah salah satu untuk membangun daya tarik wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara berwisata ke Kalimantan Timur.
“Kami berharap semua pihak untuk membantu mempromosikan daya tarik wisata di Kalimantan Timur agar dapat mencapai standar kelas dunia. Salah satu yang perlu dilakukan adalah menambah slot penerbangan ke Berau, mengingat Bandara Berau sudah memiliki runway dan fasilitas Bandara yang memadai,” ujar Masrani.(rls)
Be First to Comment