Penandatanganan kerja sama Belantara Foundation dan Conservation Allies untuk konservasi gajah sumatra di Lanskap Sugihan–Simpang Heran, OKI, Sumatera Selatan.(Ist)
JAKARTA, NP – Belantara Foundation dan Conservation Allies resmi menandatangani piagam kerja sama untuk konservasi gajah sumatra melalui program Living in Harmony di Lanskap Sugihan-Simpang Heran, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan.
Penandatanganan kerja sama ini disaksikan langsung oleh Dirjen KSDAE Kementerian Kehutanan RI, Prof. Dr. Satyawan Pudyatmoko, M.Agr.Sc., serta Koordinator Regional Hutan dan Lahan Kering IUCN Asia, Satrio Wicaksono, Ph.D., di sela-sela IUCN World Conservation Congress di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Sabtu (11/10/2025).
Direktur Eksekutif Belantara Foundation, Dr. Dolly Priatna, menyatakan bahwa kerja sama ini bertujuan memperkuat upaya pelestarian gajah sumatra, khususnya di wilayah yang menjadi rumah bagi sekitar 100–120 individu gajah liar. Wilayah ini dinilai strategis namun rentan, karena bersinggungan langsung dengan kawasan industri dan permukiman masyarakat.
“Kesepakatan ini menjadi bentuk komitmen Conservation Allies dalam mendukung program kami melalui dana hibah dan penggalangan dana publik selama dua tahun di Amerika Serikat,” kata Dolly dalam keterangan resminya, Minggu (12/10/2025).
Program Living in Harmony, yang telah dijalankan sejak tiga tahun terakhir, mengusung pendekatan koeksistensi antara manusia dan gajah liar. Belantara Foundation juga fokus pada edukasi, mitigasi konflik, penyediaan sarana pendukung, serta pengayaan pakan dan mineral untuk gajah.
President of Conservation Allies, Dr. Paul Salaman, menyebut kolaborasi ini sebagai langkah penting dalam menciptakan keharmonisan antara masyarakat dan satwa liar di Indonesia.
“Dana yang terkumpul akan dikelola secara transparan dan sepenuhnya digunakan untuk mendukung kegiatan konservasi di lapangan,” tegas Paul.
Sementara itu, Dirjen KSDAE Kemenhut RI, Prof. Satyawan Pudyatmoko, mengapresiasi inisiatif ini. Ia menegaskan bahwa gajah sumatra (Elephas maximus sumatranus) termasuk satwa dilindungi dan berstatus Critically Endangered menurut IUCN Red List.
“Inisiatif ini diharapkan dapat mendukung upaya pemerintah dalam mengurangi konflik manusia-gajah dan mewujudkan koeksistensi yang harmonis,” ujarnya.
Sebagai informasi, Belantara Foundation turut berpartisipasi dalam IUCN World Conservation Congress 2025 di Abu Dhabi, yang berlangsung pada 9–15 Oktober 2025. Kehadiran lembaga ini bertujuan mempromosikan upaya konservasi hutan dan biodiversitas di Sumatera kepada komunitas internasional.(red)







Be First to Comment