JAKARTA, NP – – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) memastikan para pelaku industri hotel dan restoran di seluruh Indonesia semakin siap untuk menerapkan sertifikasi protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability).
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio, Minggu (22/11/2020), meninjau langsung untuk memastikan kesiapan industri restoran dalam upaya mendapatkan sertifikasi Cleanliness, Health, Safety, and Security Protocol. Salah satunya berkunjung ke Toko Kopi Tuku Cipete, Jakarta Selatan.
“Upaya ini dilakukan supaya dapat menciptakan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan saat menggunakan fasilitas hotel dan restoran yang sudah melakukan sertifikasi CHSE. Sertifikasi ini diberikan gratis melalui proses audit yang sudah diselaraskan dengan berbagai macam organisasi pariwisata dunia, seperti UNWTO dan TTCI, serta Kementerian Kesehatan,” kata Wishnutama.
Ia mengatakan saat ini sertifikasi CHSE merupakan hal yang sangat penting bagi industri pariwisata khususnya bagi pelaku usaha hotel dan restoran untuk memulihkan kepercayaan wisatawan.
Kemenparekraf telah melaksanakan program sertifikasi CHSE gratis bagi industri pariwisata di 34 provinsi di Indonesia. Sampai saat ini, sudah ada 352 hotel dan restoran yang tersertifikasi CHSE di Jakarta. Terdiri dari 205 hotel dan 120 restoran dari total 902 pendaftar.
Dalam kunjungannya, Menparekraf Wishnutama menerapkan secara ketat alur CHSE. Sebelum masuk semua pengunjung diminta untuk mencuci tangan, cek suhu, dan antre berjarak dengan signage yang jelas. Proses pemesanan minuman, pembuatan minuman, penyajian makanan kecil, pembayaran, juga sudah dipastikan memenuhi empat dimensi audit CHSE.
“Secara umum pelaksanaannya (protokol kesehatan) sangat baik, aman, sesuai dengan yang diperlukan saat ini sehingga semua para pelaku usaha di sektor pariwisata termasuk restoran hotel, kedai Kopi, bisa bangkit kembali,” kata Wishnutama.
“Sekali lagi, dalam kondisi sekarang ini seperti yang disampaikan presiden, kesehatan harus dijaga dan kita harus hambatan penyebaran Covid-19 tapi ekonomi harus tetap berjalan. Untuk itu kita harus dapat melakukan apa yang kita apa yang diterapkan di sini, jaga jarak, pakai masker, cuci tangan dan sebagainya, itu yang penting. Kadang-kadang sederhana tapi kenyataannya pelaksanaannya tidak disiplin. Ini kita harus dorong terus agar jauh lebih baik,” kata Wishnutama lagi.
Selain mengutamakan sertifikasi CHSE, Wishnutama menuturkan kunjungannya ke Toko Kopi Tuku ini sekaligus turut serta mempromosikan industri kopi Indonesia. Mengingat gerai tersebut menggunakan bahan dasar produk kopi asli dari Indonesia, sehingga ini juga mendukung program Bangga Buatan Indonesia.
“Kopi menjadi salah satu kekuatan yang bisa menjadi daya tarik pariwisata Indonesia dan ini (wisata kopi) akan jadi salah satu program unggulan ke depan untuk menciptakan daya tarik pariwisata,” kata Wishnutama.
Direktur Toko Kopi Tuku, Andanu Prasetyo, menuturkan sertifikasi ini akan sangat membantu bisnisnya sehingga makin dipercaya karena pelanggan tidak perlu khawatir untuk datang ke toko kopinya.
“Proses pendaftarannya juga sangat mudah, informasinya jelas. Dengan sertifikasi CHSE, kami siap dan akan berupaya menjamin kesehatan, keselamatan, dan keamanan tiap orang yang berkunjung ke toko kopi kami,” kata Andanu Prasetyo yang biasa disapa Tyo.
Sticker dan QR code bukti bahwa tokonya sudah tersertifikasi juga terpampang di pintu masuk.
Mulai ke depan industri pariwisata dan ekonomi kreatif akan didorong agar menggunakan pemanfaatan teknologi digital. Dengan memanfaatkan aplikasi Indonesia Care, pengguna dapat mengetahui industri kreatif dan destinasi wisata mana saja yang sudah tersertifikasi CHSE.
Senada dengan Tyo, Adisti, Chief People and Legal Officer Toko Kopi Tuku, mengatakan, Toko Kopi Tuku selain mengedepankan kualitas kopi Indonesia yang terjaga, juga menyajikan rasa nyaman, aman, dan suasana bersih bagi pengunjung. Ia berharap Sertifikasi CHSE akan semakin memperkuat keyakinan pelanggannya.
Ia melanjutkan mulai 2015 – 2020 sudah ada 14 toko di Jakarta dan Tangerang yang kesemuanya mengambil konsep seperti flagship store di Cipete dengan dimensi tidak besar namun nyaman.
“Sebagian besar masyarakat Indonesia suka malu-malu kalau datang ke toko kopi yang terlalu besar dan terkesan eksklusif, Toko Kopi Tuku berusaha menawarkan suasana yang nyaman untuk berbagai kalangan” kata Adisti. (rls)
Be First to Comment