Press "Enter" to skip to content

Komisi IV DPR RI Minta Penambahan Anggaran Litbang Kementan

Social Media Share

CIANJUR, NP – Anggota Komisi IV DPR RI, Endang Setyawati Thohari mengatakan DPR RI mendorong penambahan anggaran untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Peetanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian (Kementan). Pasalnya, peningkatan kualitas inovasi teknologi merupakan ujung tombak kemajuan pertanian dan Balitbangtan Kementan telah banyak menghasilan teknologi yang berkontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya di masa pandemi covid 19.

“Menurut saya dana untuk penelitian pertanian harus diperbesar karena banyak sekali peneliti-peneliti kita yang sudah berhasil mengembangkan hasil-hasil penelitian tapi dananya terbatas,” ujar Endang pada acara ekspose inovasi tanaman hias di Balai Tanaman Hias (Balithi) Cianjur bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Kamis (12/11/20).

Endang menambahkan DPR akan memberikan dukungan berupa anggaran karena saat ini anggaran untuk Balitbangtan sangat rendah hanya 5 persen dari seluruh anggaran Kementan. Saat ini, Balitbangtan memiliki 540 orang doktor dan 240 professor sehingga harus ditunjang dengan dana yang memadai untuk mengembangkan hasil hasil penelitian yang sudah didapatkannya.

“Saya mewakili anggota komisi IV DPR RI juga ingin mendorong rekayasa genetika bunga ini untuk lebih populer lagi dan bisa dikembang untuk ekspor kedepan  ke negara negara lain,” tegasnya.

Endang menambahkan pengembangan bunga hasil rekayasa genetika yang ada di Balithi harus disosialisasikan dengan baik ke masyarakat Indonesia maupun ke negara negara lain. Setiap perwakilan Indonesia di negara lain seperti Duta Besar (Dubes) dan atase pertanian harus ikut menjadi pelopor dalam mempopulerkan bunga hasil penelitian tersebut.

“Pengembangan bunga ini harus disosialisasikan dengan baik itu ke masyarakat Indonesia maupun ke negara negara lain karena kita kan banyak sekali wakil-wakil kita di negara lain seperti Dubes dan atase pertanian. Nah mereka harus ikut  mempopulerkan itu,”

Lebih lanjut, Endang mengatakan ditengah pandemi Covid-19, sektor pertanian sukses meningkatkan hasil produksi sehingga sektor pertanian menjadi satu- satunya sektor yang bertumbuh positif saat ini.

“Menurut saya pertanian memiliki nilai bagus tapi sayang nya produk produk hasil pertanian banyak yang tidak bisa di pasarkan di masyarakat dikarenakan adanya pandemi ini namun secara hasil produksi sukses,” ujarnya.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan kemajuan setiap negara tidak lepas dari perkembangan riset yang diterapkan. Menurutnya Balitbangtan menjadi subsektor yang penting dalam kemajuan pertanian Indonesia pada saat ini.

“Litbang  menjadi penting untuk saya. Negara yang tertinggal itu karna Litbangnya yang tertinggal. Kenapa Jepang bisa lebih baik, kenapa Taiwan risetnya lebih baik , memiliki  penelitian  lebih berkualitas karna negara memfasilitasi  sehingga riset itu makin berkembang dan itu menjadi ukuran,” katanya.

Syahrul menilai acara ekspose inovasi tanaman hias merupakan salah satu metode diseminasi multy-channel yang efektif untuk mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian kepada stakeholder. Melalui ekspose inovasi tanaman hias para stakeholder dapat berkomunikasi yang ditindaklanjuti dengan inisiasi kerjasama di bidang pengembangan inovasi, termasuk komersialisasi teknologi.

“Kegiatan diseminasi ini sangat penting untuk menyatukan persepsi dan gerak langkah seluruh jajaran Litbang tanaman hias dalam merumuskan penyediaan dan pengembangan inovasi serta pembenahan sistem manajemen litbang tanaman hias yang memberi kontribusi nyata terhadap kinerja pembangunan subsektor hortikultura,” jelasnya.

Syahrul juga menyatakan bahwa tanaman hias (florikultura) memiliki potensi ekspor yang sangat tinggi. Saat ini preferensi pasar international mulai berubah arah tanaman hias tropis sehingga memberi peluang bagi para pengusaha di dalam negri, mengingat potensi pengembangan tanaman hias di Indonesia sangat tinggi karena Indonesia memiliki kekayaan genetika florikultura terbesar di dunia.

“Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk mendapatkan umpan balik bagi penyempurnaan program penelitian dan pengembangan tanaman hias yang sesuai dengan kebutuhan stakeholder pada masa mendatang,” tukas Syahrul.(rls)

 

 

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *