Press "Enter" to skip to content

Menag Nasaruddin Umar Kenang Persahabatan dengan Paus Fransiskus di Forum Daring Peace Vatikan

Social Media Share

Di hadapan tokoh dunia, Menag Nasaruddin Umar berbagi pesan persaudaraan lintas agama dan mengenang Paus Fransiskus di Vatikan.(Ist)

VATIKAN, NP – Menteri Agama Nasaruddin Umar menjadi salah satu pembicara dalam Forum Internasional untuk Perdamaian “Daring Peace” yang digelar di Vatikan – Roma, Senin (27/10/2025). Dalam kesempatan itu, Menag mengenang persahabatannya dengan mendiang Paus Fransiskus, yang mendapat tepuk tangan panjang dari para tamu undangan.

Forum yang diselenggarakan Komunitas Sant’ Egidio ini menghadirkan sejumlah tokoh dunia, termasuk Grand Syekh Al Azhar Prof. Dr. Ahmed Al Tayeb, serta dipimpin Presiden Komunitas Sant’ Egidio, Prof. Marco Impagliazzo. Hadir pula para Kardinal, Uskup, Pastor, Suster, dan delegasi tokoh lintas agama dari lebih 50 negara.

“Ketika saya mendengar kabar duka dari Vatikan, saya merasa tak percaya. Semua kenangan tentang Paus Fransiskus muncul di benak saya. Saya merasakan tarikan keras di hati saya,” kenang Menag di Vatikan.

Dalam forum tersebut, Menag didampingi Staf Ahli Adiyarto Sumardjono, Duta Besar RI untuk Takhta Suci Michael Trias Kuncahyono, Duta Besar RI untuk Italia Junimart Girsang, serta Sekretaris Menteri Akmal Salim Ruhana.

Menag mengaku menerima kabar wafatnya Paus Fransiskus beberapa jam setelah menerima undangan dari Sant’ Egidio. Ia berharap dapat bertemu Paus Fransiskus saat menghadiri forum tersebut.

“Ada begitu banyak kenangan tak terlupakan bersama Paus Fransiskus. Bahkan ketika saya melihat foto kami di mana saya mencium kening beliau dan beliau membalas dengan mencium tangan saya, saya merasa seolah beliau masih bersama kami,” ujar Menag.

Di layar forum, terpampang dua foto bersejarah yang menunjukkan momen tersebut. Menag sempat tertegun, kemudian mengatakan, “Maaf, saya sangat emosional saat ini.” Sebagian besar tamu undangan juga tampak terharu.

Menag menyebut, gestur Paus Fransiskus bukan sekadar seremonial. “Dalam percakapan singkat kami, Paus Fransiskus merujuk pada Ensiklik Fratelli Tutti, dan beliau mengatakan bahwa kita dipanggil menjadi saudara dan saudari yang melampaui agama, ras, dan bangsa. Saya merespons dengan menjelaskan prinsip Islam tentang persaudaraan manusia. Kami tersenyum, menyadari kitab suci kami menyampaikan pesan yang sama: kemanusiaan di atas segalanya,” jelas Menag.

Kunjungan Bersejarah ke Indonesia

Menag juga mengenang kunjungan bersejarah Paus Fransiskus ke Indonesia pada September 2024. Kunjungan itu, menurut Menag, menjadi motor penggerak toleransi beragama dan dialog antarumat beragama di tanah air.

“Saya teringat beberapa momen bersama Paus Fransiskus. Beliau menekankan pentingnya persaudaraan dan kesetaraan antarumat manusia di skala global,” kata Menag.

Dalam kunjungan tersebut, Menag dan Paus Fransiskus menandatangani Deklarasi Istiqlal bersama para pemimpin lintas agama. Paus Fransiskus juga meninggalkan pesan untuk rakyat Indonesia agar terus bertumbuh dalam iman, persaudaraan, dan kasih sayang.

Menag menegaskan, Paus Fransiskus dikenang sebagai sosok pemimpin penuh kasih, rendah hati, dan peduli pada bumi. “Beliau tidak hanya berbicara tentang kasih, tetapi juga menunjukkan kesederhanaan. Kunjungan beliau ke Indonesia menjadi contoh nyata pelayanan kepada sesama, kebaikan, dan cinta bagi semua ciptaan,” ujarnya.

Menag menutup sambutannya dengan menyatakan bahwa Paus Fransiskus mengajarkan manusia untuk menjalani hidup sederhana namun bermakna, menekankan persaudaraan dan kemanusiaan universal. (red)

 

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *