Dua jet tempur dari TNI AU dan USAF menampilkan manuver udara pada sesi demonstrasi Latma Cope West 2025 di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru.(Ist)
PEKANBARU, NP — Suasana langit di atas Military Training Area, Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Selasa (9/9/2025), diwarnai manuver udara intens dalam skenario pertempuran udara jarak dekat atau dogfight. Latihan ini mempertemukan jet tempur F-16 Fighting Falcon milik TNI Angkatan Udara (TNI AU) dengan F-15 Strike Eagle milik United States Air Force (USAF), dalam rangkaian Latihan Bersama (Latma) Cope West 2025.
Perbedaan karakteristik antara F-16 yang dikenal lincah dan F-15 yang unggul dalam kecepatan serta daya jelajah menghadirkan tantangan tersendiri bagi para penerbang. Situasi tersebut menuntut kemampuan manuver serta penguasaan taktik udara tingkat tinggi, seolah berada dalam pertempuran sesungguhnya.
Direktur Latihan Cope West 2025 dari TNI AU, Kolonel Pnb Bambang Apriyanto, S.T., mengatakan bahwa latihan ini tidak hanya menjadi ajang uji kemampuan tempur, tetapi juga sarana strategis untuk memperkuat kerja sama dan pemahaman antara dua angkatan udara.
“Latma Cope West 2025 memberikan ruang bagi para penerbang untuk menguji keterampilan, meningkatkan interoperabilitas, serta memperdalam pemahaman taktik udara bersama mitra dari USAF. Inilah wujud komitmen TNI AU untuk terus meningkatkan profesionalisme dan kesiapan dalam menghadapi tantangan masa depan,”ujar Bambang.
Komandan Lanud Roesmin Nurjadin, Marsma TNI Abdul Haris, menyampaikan bahwa kepercayaan terhadap Lanud Roesmin Nurjadin sebagai lokasi latihan mencerminkan reputasi dan kesiapan satuan dalam mendukung kerja sama internasional.
“Kami bangga Lanud Roesmin Nurjadin dipercaya menjadi lokasi latihan internasional ini. Dengan latihan bersama, para penerbang tidak hanya meningkatkan kemampuan teknis, tetapi juga memperkuat persahabatan, rasa saling percaya, dan kerja sama strategis antara TNI AU dan USAF,”tutur Abdul Haris.
Latihan Cope West 2025 melibatkan berbagai skenario misi udara, mulai dari Basic Fighter Maneuvers (BFM) dan Air Combat Maneuvering (ACM), hingga simulasi misi Defensive Counter Air (DCA) dan Offensive Counter Air (OCA).
Dalam skenario DCA, F-16 TNI AU berperan sebagai Blue Force yang menjalankan misi Combat Air Patrol (CAP), sementara Red Force terdiri dari F-15 USAF dan F-16 TNI AU yang melaksanakan penetrasi sistem pertahanan udara dalam skema serangan ofensif.
Latihan bersama ini dijadwalkan berlangsung selama beberapa hari ke depan, dengan puncak kegiatan direncanakan menampilkan simulasi pertempuran udara skala besar yang melibatkan berbagai elemen kekuatan udara dari kedua negara.(red)
Be First to Comment