Press "Enter" to skip to content

Antisipasi Sabotase, Satlinlamil 2 Latihan Pengamanan Obyek Vital

Social Media Share

JAKARTA, NP – Siang hari ketika seluruh prajurit Mako Satuan Lintas Laut Militer 2 sedang disibukkan dengan pekerjaannya masing-masing tiba-tiba terdengar teriakan penyusup… penyusup… penyusup… Prajurit yang berada di ruangan langsung berhamburan keluar menuju sumber suara. Tampak 3 personel Provost sedang meringkus seorang pemulung yang secara penampilan tidak seperti pemulung pada umumnya. Pemulung gadungan tersebut hampir menjadi bulan-bulanan prajurit untungnya masih bisa dicegah oleh Perwira Jaga tetap Mako Satlinlamil 2.

Kejadian tersebut adalah simulasi dari latihan pengamanan obyek vital yang dilaksanakan Staf Operasi Satuan Lintas Laut Militer 2 di kompleks Mako Satlinlamil 2, Rabu (23/3)

Sesuai dengan pasal 7, Undang-Undang Nomor 34 tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia salah satu tugas pokok TNI adalah mengamankan obyek vital nasional yang bersifat strategis. Dengan dasar tersebut Staf Operasi Satuan Lintas Laut Militer 2 menggelar latihan pengamanan obyek vital nasional dengan simulasi Mako Satlinlamil 2 sebagai obyek pengamanan. Selain berdasarkan amanat Undang-Undang, latihan digelar sebagai tindak lanjut dari instruksi Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono agar seluruh satuan jajaran TNI AL untuk terus membangun sumber daya manusia TNI AL yang unggul dan profesional serta tangguh dalam menghadapi segala ancaman.

Latihan dengan tujuan untuk melatih naluri dan keterampilan dalam menangani suatu kejadian dengan cepat, tepat dan akurat sesuai Standar Operasional Prosedur yang berlaku di lingkungan TNI AL dan meningkatkan kesiapan personel dalam menghadapi ancaman serta sense of intelligence tersebut melibatkan satuan pengamanan, satuan provost dan tim kesehatan Satlinlamil 2 dan dipimpin langsung oleh Komandan Satuan Lintas Laut Militer 2 Kolonel Laut (P) Muhammad Nizarudin.

“Meskipun tidak semua prajurit Satlinlamil 2 personel intel, namun mereka wajib dan harus memiliki naluri intelijen. Dengan begitu seluruh prajurit mampu menilai suatu kejadian sehingga dapat melakukan deteksi dini dan cegah dini dari upaya pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang akan melakukan sabotase atau hal lain yang melemahkan sistem pertahanan dan keamanan.” ungkap Kolonel Nizarudin.

Sementara itu, Panglima Komando Lintas Laut Militer Laksda TNI Erwin S. Aldedharma telah menginstruksikan kepada seluruh prajurit jajarannya bahwa keamanan dan keselamatan kesatrian baik itu Markas Komando maupun KRI adalah tanggung jawab bersama. Setiap prajurit harus selalu waspada dan tidak mudah percaya dengan personel yang keluar masuk penjagaan. Hal-hal yang mencurigakan harus diaksi lebih lanjut dan dipastikan keamanannya.

“Mako Kolinlamil dan semua perangkat serta sistem yang ada di dalamnya adalah aset negara. KRI adalah alutsista. Semuanya harus kita jaga dan kita amankan. Dan semua itu adalah tanggung jawab kita bersama.” tegas Panglima Kolinlamil. (Dispen Kolinlamil).

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *