Press "Enter" to skip to content

Hadiri Doa Bersama, Menteri Bintang: Pentingnya Ciptakan Lingkungan Ramah Bagi Anak di Masa Pandemi

Social Media Share

JAKARTA, NP – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga menegaskan dalam menghadapi pandemi Covid-19, selain pentingnya memanjatkan doa-doa, juga perlu didukung dengan upaya saling membantu saudara sebangsa yang terdampak, termasuk anak sebagai salah satu kelompok yang rentan terpapar Covid-19. Di antaranya dengan menciptakan lingkungan yang ramah bagi tumbuh kembang anak dan memastikan anak mendapat pengasuhan yang optimal.

“Di sekitar kita, banyak anak yang kehilangan orang tuanya karena pandemi ini. Perlu kita sadari bahwa masa depan bangsa berada di tangan mereka, dan semua anak adalah anak kita. Untuk itu, kita perlu turut ikut serta, bahu membahu, untuk menciptakan lingkungan yang ramah dan suportif bagi tumbuh kembang mereka,” ungkap Menteri Bintang dalam acara Doa Bersama Umat Hindu, Gerakan Ibu Bangsa Berdoa dengan tema ‘Pencerahan Tentang Doa Bersama Menguatkan Harapan dan Keyakinan Kita bahwa Pandemi Covid-19 Segera Berakhir’ yang dilaksanakan secara virtual.

Menteri Bintang menambahkan di tangan ibu bangsa yang memiliki welas asih, tekad kuat, pekerja keras serta jaringan kerja yang luas, pengasuhan anak pasti akan menjadi fokus perhatian besar. “Untuk itu, diperlukan sinergi di antara organisasi-organisasi perempuan, demi menemukan jalan keluar dan memastikan pengasuhan bagi anak benar-benar berjalan optimal,” jelas Menteri Bintang.

Di samping itu, Menteri Bintang juga yakin bahwa perempuan adalah advokat terbaik bagi kelompoknya sendiri dan paling mengetahui isu-isu yang melingkupi perempuan, serta jalan keluar terbaik. “Selain anak, pandemi Covid-19 juga telah memberikan dampak yang luar biasa bagi perempuan. Oleh karenanya, suara dan kontribusi dari organisasi-organisasi perempuan sangat diharapkan,” tambah Menteri Bintang.

Menteri Bintang juga menuturkan pentingnya menumbuhkan satu gaya hidup mulai saat ini dengan menyadari pentingnya menjaga orang lain agar tetap sehat. “Kesehatan bukan hanya harus ada pada tiap individu, tetapi juga harus tumbuh kuat di tengah masyarakat. Warganya sehat dan lingkungannya sehat. Dengan kesadaran akan “hidup bersama” ini kita akan mampu menumbuhkan sikap optimis dan pikiran positif, serta kemauan untuk berjuang bersama-sama. Pada akhirnya, semua masalah akan menjadi lebih ringan dan kita tidak akan cemas menghadapi berbagai tantangan di masa depan,” tutur Menteri Bintang.

Lebih lanjut, Menteri Bintang mengajak semua pihak untuk bahu membahu, saling mengingatkan dan menerapkan protokol kesehatan dengan mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas. “Marilah kita bangun pula sinergi yang kuat antar sektor dan kelompok untuk melindungi perempuan, anak, kelompok rentan, dan seluruh masyarakat Indonesia dari dampak negatif pandemi ini. Seluruh ikhtiar ini merupakan wujud dari kesadaran Tat Twam Asi, bahwa “aku adalah engkau dan engkau adalah aku,” tegas Menteri Bintang.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Wanita Hindu Persatuan Dharma Indonesia (WHDI) Pusat, Rathaya Kentjanawathy Suwisma mengungkapkan bahwa pandemi Covid-19 telah memberikan pelajaran berharga bagi masyarakat, naik terkait ilmu pengetahuan maupun tentang pentingnya kebersamaan dengan bergandengan tangan menghadapi pandemi.

“Untuk itu, saya mengajak seluruh pihak untuk tetap optimis dan berpikir positif, tetap menjaga imunitas diri dan keluarga untuk memutus mata rantai Covid-19, saling membantu dan menguatkan serta senantiasa terus berdoa bersama demi mengantarkan bangsa semakin kuat dan tegar menghadapi cobaan,” terang Rathaya.

Sementara itu, Ketua KOWANI Bidang Keagamaan, Masyitoh Chusnan mengungkapkan acara doa bersama hari ini, merupakan rangkaian acara terakhir dalam rangka Peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia ke-76 yang dilaksanakan oleh KOWANI. Hal ini bertujuan untuk menjaga kekuatan NKRI dan keselamatan umat bangsa yang bernaung di bawahnya dalam menjalani berbagai cobaan dan ujian, khususnya saat berjuang melawan musuh yang ada tapi tidak nampak yaitu virus Covid-19.

“Seiring banyaknya saudara kita yang terpapar virus Covid-19, maka selain ikhtiar untuk menjaga kesehatan dengan prokes 5M, menjaga fisik kita tetap sehat, doa adalah intisari ibadah yang penting untuk dilakukan. Sebagai bentuk kerendahan hati agar kegundahan, kekhawatiran, serta ketakutan kita dari bencana Covid-19 dapat segera berakhir,” pungkas Masyitoh.(RLS)

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *