H.A. Danang R., Kepala Program Studi Rekayasa Pertahanan Siber FTTP Unhan RI.(Ist)
BOGOR, NP – Kepala Program Studi Rekayasa Pertahanan Siber Fakultas Teknologi Pertahanan dan Pertahanan (FTTP) Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI), H.A. Danang R., menyatakan bahwa kondisi keamanan siber global saat ini semakin kompleks dan berbahaya bagi kedaulatan negara.
Menurut Danang, perkembangan teknologi digital telah membuat batas antara kejahatan siber konvensional dan ancaman terhadap keamanan nasional menjadi kabur. “Aktivitas seperti peretasan, pencurian data, atau penipuan daring yang sebelumnya dianggap sebagai kejahatan kriminal, kini bisa menjadi bagian dari operasi strategis seperti sabotase digital atau kampanye disinformasi,” ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu, (11/10/2025).
Fenomena ini dikenal sebagai zona abu-abu siber (cyber grey zone), di mana serangan tidak secara eksplisit dianggap sebagai tindakan perang, tetapi berdampak signifikan terhadap stabilitas politik dan sosial suatu negara. Operasi informasi, propaganda digital, serta manipulasi media sosial oleh aktor asing kerap dilakukan secara terselubung.
“Identifikasi pelaku juga menjadi tantangan tersendiri karena banyak serangan dilakukan oleh aktor negara, proksi, atau kelompok kriminal transnasional. Atribusi serangan tidak mudah karena bukti digital sangat mudah dimanipulasi,” tambah Danang.
Ia menegaskan, dampak serangan siber tidak selalu terlihat secara fisik, namun mampu menggerus kepercayaan publik, memicu polarisasi sosial, bahkan melemahkan legitimasi negara.
Dalam menghadapi ancaman ini, Danang menekankan perlunya sinergi lintas sektor. “Kita membutuhkan kerja sama antara lembaga keamanan, penegak hukum, dan institusi sipil untuk membangun sistem pertahanan siber yang adaptif, terintegrasi, dan tangguh,” katanya.
Selain itu, ia mendorong penguatan kapasitas sumber daya manusia, analisis intelijen siber, serta infrastruktur teknologi yang mampu mendeteksi dan merespons serangan dengan cepat dan akurat. Hanya dengan pendekatan kolaboratif dan komprehensif, menurut Danang, kedaulatan digital Indonesia dapat dijaga di tengah eskalasi ancaman global di dunia maya.(red)
Be First to Comment