Press "Enter" to skip to content

Diusianya ke-33, RSSN Konsisten pada Misi Sosial

Social Media Share

Prof. Satyanegara (berdasi) bersama Jajaran management Rumah Sakit Satya Negara (RSSN) Sunter Jakarta Utara.(Ist)

 

JAKARTA, NP – Jajaran management Rumah Sakit Satya Negara (RSSN) Sunter Jakarta Utara merayakan HUT (hari ulang tahun) ke-33 secara sederhana, sambil melanjutkan kegiatan yang sama, yakni baksos (bakti social) pengobatan gratis kepada masyarakat di sekitar lokasi, yakni daerah Sunter. Selain, management terus meningkatkan kualitas pelayanan dengan memperbaharui Magnetic Resonance Imaging (MRI), alat pemeriksaan medis yang menggunakan teknologi magnet serta gelombang radio untuk mengidentifikasi kondisi tubuh Anda.

“Sampai hari ini, MRI nya baru trial (uji coba). Minggu depan, sudah bisa operasional. MRI dengan teknologi yang up-to-date tentunya juga meningkatkan kualitas pemeriksaan terutama bedah saraf,” salah satu pendiri RSSN, Judi Djohari mengatakan kepada Redaksi, di Jakarta, Selasa (27/8/202).

Visi Misi RSSN, tidak semata-mata untuk mencari keuntungan tapi konsisten dengan misi serta fungsi sosialnya. Tapi RSSN juga melihat urgensi pelayanan kesehatan, membantu khususnya kepada masyarakat di sekitar lokasi. Sehingga biaya pengobatan termasuk penggunaan alat kesehatan (alkes) seperti MRI sangat terjangkau. Bahkan di daerah Sunter, dengan semakin banyaknya rumah-rumah sakit, alkes milik RSSN yang paling up-to-date.

“ROI ( return of investment ) nya sampai 10 tahun ke depan. Karena kami commit untuk membantu masyarakat dengan biaya terjangkau, tentunya juga didukung alkes. MRI yang lama dijual. Selama transisi (alkes lama & baru), pemeriksaan dengan MRI sempat vakum sekitar satu bulan,” kata Judi Djohari.

Prof. Satyanegara saat melakukan pemotongan kue ulang tahun ke-33 RSSN.(Ist)

Di tempat yang sama, dokter spesialis bedah saraf Prof. Satyanegara melihat usia ke-33 RSSN dibarengi dengan peningkatan kualitas pelayanan para dokter, tenaga perawat dan lain sebagainya terhadap pasien. Kalau pasien datang untuk berobat dengan suasana yang nyaman, pasti juga terbantu penyembuhannya.

Kilas balik berdirinya RSSN, ada hal yang menarik dari pemberian namanya. Rumah Sakit Satya Negara betul menggunakan namanya, Prof. Satyanegara, hanya berbeda setengah spasi. Hal tersebut, karena ketika mendaftarkan untuk legalitas termasuk perizinan, tidak lepas dari kondisi yang bersangkutan.

“Ini masih ada (Prof. Satyanegara), orangnya masih hidup, tidak bisa dijadikan nama instansi. Akhirnya Satyanegara menjadi Satya Negara. Gara-gara nama ini, ibaratnya saya diikat, tidak bisa lari kemana-mana. Memang nama (orang atau instansi/institusi) sangat mempengaruhi. Kondisi saya setelah RSSN berdiri, ibaratnya maju kena, mundur kena,” kata Prof. Satyanegara pada sambutan peringatan HUT ke-33 RSSN.(Liu)

 

 

 

 

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *