JAKARTA, NP – Singapura meminta Indonesia untuk dapat memenuhi kebutuhan pangan asal hewan secara berkelanjutan.
Hal ini disampaikan Stanley loh, Primary Secretary dari Ministry of Environtment & Sustainability Singapura, di Kantor Pusat Ditjen PKH Jakarta pada Selasa (4/9)
Ia menyebutkan kunjungan kali ini bermaksud menjalin hubungan yang lebih erat lagi khususnya dalam pemenuhan kebutuhan pangan untuk warga Singapura karena keterbatasan sumber daya alam yang dimiliki Singapura, hampir 90% kebutuhan pangan Singapura dipenuhi dari negara luar Singapura termasuk komoditas peternakan.
“Peluang pemenuhan kebutuhan pangan dari Indonesia masih sangat terbuka luas, Indonesia dipandang merupakan negara yang besar dan mampu untuk menjadi mitra pasokan pangan ke Singapura, sepanjang tetap memenuhi aspek jaminan keamanan pangan.” terangnya.
Ia menjelaskan concern pelaku usaha Singapura, salah satunya pada harga produk yang kompetitif yang biasanya dipengaruhi biaya handling dan logistik sehingga komoditas Indonesia diharapkan
dapat bersaing dengan negara lain dan juga konsistensi dalam pengiriman produk yang berkualitas dan aman bagi warga Singapura.
Pada kesempatan itu, Sekretaris Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Makmun menyambut baik permintaan Singapura tersebut dan Indonesia siap menjadi salah satu negara mitra pemasok bahan pangan khususnya pangan hewani bagi Singapura.
“Singapura merupakan negara mitra strategis bagi Indonesia untuk kerja sama dalan bidang pangan khususnya pangan hewani”terangnya.
Ia melanjutkan perkembangan kerja sama antar kedua negara dimana Indonesia telah melakukan ekspor komoditas peternakan ke Singapura mencapai Rp. 3,21 T pada tahun 2021 diantaranya komoditas babi hidup, telur asin, sarang burung walet, produk olahan susu, madu serta produk lainnya, yang menjadikan neraca perdagangan di sektor peternakan dengan Singapura mengalami surplus sebesar Rp. 277 M.
Kemudian tercatat pada Juli 2022, Produk unggas Indonesia telah berhasil mengirimkan daging ayam dan produk olahan daging ayam ke Singapura, setelah melalui proses audit Singapore Food Agency (SFA) yang dilakukan pada bulan Juni 2022.
Ia melanjutkan untuk memenuhi kebutuhan Singapura antara lain pasokan live bird (ayam hidup) yang saat ini sedang disiapkan di wilayah Kepri (Bintan dan Batam). Kami siap bekerjasama dalam hal pemenuhan aspek transportasi dan logistik terkait jaminan keamanan pangan termasuk aspek kesrawan pada produk hewan yang akan di ekspor ke Singapura.
“Harapannya Indonesia dapat terus memasok kebutuhan pangan hewani secara berkelanjutan dan kita terus dorong sesuai kebijakan jaminan food security bagi warga Negara Singapura.” tutupnya.(Rls/red)
Be First to Comment