Press "Enter" to skip to content

Circular Economy dari Sampah Penting Sebagai Pendorong Suksesnya KTT G20

Social Media Share

JAKARTA, NP- Kesadaran dan keterlibatan masyarakat luas terutama masyarakat di Bali menjadi kunci utama suksesnya penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 15-16 November 2022 mendatang dari permasalahan penanggulangan sampah.

Persoalan tersebut mengemuka dalam Konferensi Pers #G20Updates dengan tema “Penanganan Sampah Laut Dari Bali Untuk Indonesia” secara virtual, Rabu (26/10/2022).

Konferensi pers dilakukan dalam rangka persiapan KTT G20 di Bali pada 15-16 November.

Dua narasumber hadir sebagai pembicara yaitu Nani Hendiarti selaku
Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenkomarves dan Tuti Putranto selaku Chairwoman National Plastic Action Partnership (NPAP).

Dalam penjelasannya, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenkomarves, Nani Hendiarti mengatakan pemerintah melakukan pemetaan terhadap sumber sampah yang masuk ke laut dan pesisir pantai.

Menurutnya di Bali, sampah yang banyak bertebaran merupakan sampah dari daratan. Selain itu, ada juga sampah yang sumbernya bukan berasal dari Bali tetapi dari luar Bali atau sampah kiriman.

“Hasil penelitian menunjukkan sebenarnya sampah dari sampah plastik yang ada di laut ini 80% dari darat. Upaya yang dilakukan adalah upaya pertahanan atau mitigasi,” ujar Nani.

Banyak yang bisa dilakukan dari upaya mitigasi atau upaya preventif antara lain selalu melibatkan masyarakat secara aktif. Di Bali, sambung Nani, selain pemerintah pusat dan daerah aktif menangani penanggulangan sampah, juga berkolaborasi dengan masyarakat luas dari berbagai elemen.

“Keterlibatan stakeholder yang lebih luas, sampah yang dikumpulkan diproses di melalui untuk bisa masuk ke circular economy. Jadi ada sampah menjadi bernilai,” ujarnya.

Oleh karena itu, pemerintah terus giat mengedukasi dan mengajak partisipasi aktif masyarakat agar lebih meningkatkan lagi dalam menangani masalah sampah. Sehingga sebelum hari H penyelenggaraan KTTG20, Bali benar-benar sudah terbeas dari masalah sampah.

“Jadi peran masyarakat perlu terus ditingkatkan. Kesadaran masyarakat bahwa tidak boleh sampah dibuang sembarangan yang bisa bocor ke laut melalui pesisir ataupun sungai. Itu yang di-launching nanti oleh KKP bagaimana nelayan ini juga berpartisipasi. Ada aksi konkrti yang bisa kita lakukan,” tegas Nani.

Senada, Chairwoman National Plastic Action Partnership (NPAP), Tuti Putranto mengakui peran aktif masyarakat Bali sangat diperlukan.

“Masyarakat kita masih senang sekali membakar sampah, sedangkan sisanya itu ada uang asal buang saja dan sisanya ke laut,” ungap Tuti.

Tuti mengaku pemerintah baik pusat dan daerah, ikut mendukung kegiatan organisasinya, berkolaborasi dengan pemerintah untuk bersama-sama memecahkan persoalan penanggulangan sampah.

Menurutnya, satu hal yang sangat penting adalah membuat peraturan-peraturan yang menjadi pijakan kegiatan agar semua pihak dapat memiliki pedoman kerja yang bagus. Sehingga bisa memberikan hasil yang optimal dan berdampak positif.(dito)

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *