Press "Enter" to skip to content

Terkait Olimpiade 2020 Tokyo, Menpora Ikuti Saran Kemenkes

Social Media Share

Foto ilustrasi (ist)

JAKARTA, NP –  Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali akan mengikuti saran dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) soal partisipasi Indonesia di Olimpiade 2020 Tokyo di tengah kondisi penyebaran wabah virus corona yang masih tak terkendali hingga saat ini.

“Jika Jepang mengambil keputusan itu (membatalkan Olimpiade) itu urusan dalam negeri mereka. Tetapi kita juga punya pemerintah, ada Kemenkes. Kita tunggu dari sana. Apa yang disampaikan Kemenkes itu yang kami ikuti,” kata Zainudin seperti dikutip dari Antara, Kamis (27/2/2020).

Penyebaran virus corona semakin mengkhawatirkan, dimana sejumlah negara di Asia dan Eropa telah melaporkan ada kasus positif virus corona di negaranya.

Di Jepang, virus yang diberi nama COVID-19 oleh WHO itu telah mencatatkan 172 orang terinfeksi, yang sejauh ini dua orang dilaporkan meninggal dunia akibat virus mematikan itu. Kondisi tersebut mengancam pembatalan Olimpiade 2020 Tokyo yang dijadwalkan digelar pada 29 Juli-9 Agustus.

Wacana itu diungkapkan oleh anggota senior Komite Olimpiade Internasional (IOC) Dick Pound. Ia mengatakan Olimpiade Tokyo mungkin saja dibatalkan jika penyebaran virus corona semakin mengancam.

“Anda mungkin akan lebih mempertimbangkan pembatalan. Di periode tersebut, menurut saya orang-orang harus bertanya apakah kondisinya sudah terkendali sehingga kami bisa pergi ke Tokyo,” ujar Pound dalam wawancara ekslusif bersama kantor berita AS, Associated Press, Rabu (26/2).

Namun apabila IOC memutuskan akan menggelar Olimpiade Tokyo sesuai jadwal, Zainudin tetap akan meminta saran dari Kemenkes soal apakah Kontingen Indonesia bisa berpartisipasi atau tidak. IOC baru akan mengambil keputusan soal penyelenggaraan Olimpiade 2020 Tokyo pada Mei mendatang.

Akan tetapi, Zainudin memastikan wacana pembatalan Olimpiade itu tidak akan mengganggu proses pencairan dana pelatnas persiapan Olimpiade 2020 bagi cabang-cabang olahraga.

“Memorandum of Understanding (MoU) dengan cabang olahraga yang biasa kami lakukan itu untuk pembinaan jangka panjang. Jadi tidak semata-mata untuk Olimpiade,” katanya.(independensi)

 

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *