DI YOGYAKARTA, NP- Dalam rangka memperingati Puncak Satu Abad Nahdlatul Ulama, PCNU Kabupaten Bantul menggelar Sholawat Akbar bersama Habib Ali Zainal Abidin Assegaf dan KH. Ahmad Muwafiq (Gus Muwafiq) bertempat di pusat kota Bantul, tepatnya di Alun-alun Paseban Bantul, DI Yogyakarta, Kamis (9/2/2023) malam.
Meski cuaca gerimis sempat mengguyur sebelum acara dimulai, tidak mengurangi antusias jamaah untuk hadiri acara sholawat akbar. Jamaah yang hadir nampak membludak, hingga tumpah memadati di jalan protokol di sisi Selatan, Barat, dan Timur Lapangan Paseban. Kondisi ini memaksa petugas Kepolisian untuk menutup jalan protokol sepanjang Masjid Agung Bantul sampai Kantor DPRD Bantul.
Para tamu yang hadir adalah para Kiai kasepuhan NU Kabupaten Bantul, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Dr. KH. Hilmy Muhammad, M.A., Wakil Rois PWNU DIY, KH. Habib Syakur, jajaran Syuriah dan Tanfidziyah PCNU Bantul beserta Banom-banom NU, DPRD Bantul, jajaran Forkompimda dan Panewu se Kabupaten Bantul, dan seluruh jajaran Pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) Kapanewon se-Kabupaten Bantul.
Gelaran acara sholawat dimulai dengan pembacaan kalimat toyibah, dzikir dan tahlil yang dipimpin oleh Rois Syuriah PCNU Bantul, KH. Damanhuri.
Ketua PCNU Kabupaten Bantul, DR. H. Riyanto M.Hum, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur dan terima kasih pada semua pihak yang telah mendukung terwujudnya acara ini.
“Majelis sholawat akbar ini adalah puncak dari rangkaian peringatan satu Abad Nahdlatul Ulama di Kabupaten Bantul. Pada kesempatan ini marilah kita merenung dan bersyukur karena NU telah berkiprah selama 100 tahun. Ke depan NU akan tetap konsisten dalam berkiprah untuk menjaga persatuan bangsa dan utamanya dalam mensyiarkan Islam ahli sunah wal jamaah. Islam yang ramah, Islam yang toleran, Islam yang rahmatal lil ‘alamain,” ucap Riyanto.
Selanjutnya, Bupati Bantul, H. Abdul Halim Muslih pun turut memberikan selamat dan sukses kepada NU dan seluruh warganya dalam memasuki Abad ke-2 Nahdlatul Ulama.
“NU selama ini telah memberikan khidmah yang demikian besar bagi kemajuan daerah kita. Marilah dalam memasuki Abad ke-2 NU ini, senantiasa kita dekat dengan para ulama, para habaib, para kiai, sebagai orang yang membimbing kita ke arah yang lebih baik,” kata Halim Muslih.
Peringatan 1 Abad NU di Bantul tersebut, menurut pria yang juga Katib Syuriah PBNU , Dr. H. Hilmy Muhammad, M.A. atau akrab disapa Gus Hilmy, menjadi alternatif bagi yang tidak ke Sidoarjo, Jawa Timur.
“Kalau semua yang hadir di sini juga datang ke Sidoarjo, tentu akan semakin sumpek di sana. Selain resepsi 1 Abad, di Sidoarjo juga diselenggarakan Muktamar Internasional Fikih Peradaban. Di antara hasilnya adalah menyepakati organisasi dunia Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai satu-satunya organisasi tempat semua negara di dunia bernaung, meskipun terdapat banyak kelemahan. Prinsip yang ambil adalah kesetaraan, keadilan, kebaikan,” ujar pria yang merupakan salah satu pengasuh Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta.
Malam itu sungguh ramai sekali, jamaah telihat meriah mengikuti sholawat yang dilantukan Habib Ali Zainal Abidin Assegaf dengan diiringi Grup Hadroh Azzahir Pekalongan. Majelis sholawat akhirnya dipungkasi dengan mauidloh hasanah oleh Gus Muwafiq.
Dalam ceramahnya, Gus Muwafiq mengajak jamaah untuk terus mencintai sholawat. Sholawat itu ajang silaturahmi yang banyak membawa berkah.
“Lewat sholawat akbar seperti di Alun-alun Paseban Bantul ini contohnya banyak membawa berkah, selain sebagai ibadah, bakul-bakul (penjual) juga laku sehingga dapat rezeki.”
“Sholawatan atau pu istighotsah bersama merupakan sistem silaturahmi massal yang luar biasa. Silaturahmi melalui sholawat bersama atau istighotsah itu tuntunan para ulama, yang dalam praktiknya merupakan lingkaran kebersamaan jama’ah yang akhirnya menguatkan jam’iyah. Maka kita patut bersyukur bahwa jam’iyah Nahdlatul Ulama telah berusia seratus tahun, itu semua berkah silaturahmi para ulama,” tutur Gus Muwafiq. (dito)
Be First to Comment