JAKARTA, NP – Membangun kesadaran Maritim bagi generasi muda merupakan langkah awal membentuk generasi yang berkarakter Maritim. Hal tersebut menjadi materi pembekalan bagi peserta Pelayaran Pembinaan Karakter Maritim (PPKM) yang disampaikan Kepala Sub Dinas Dokumentasi Dan Arsip (Kasubdis Doksip) Dinas Sejarah TNI AL Kolonel Laut (KH) Suratno, di Geladak Heli KRI Teluk Palu 523 saat berlayar dari Makassar menuju Ternate, Selasa (22/11).
138 peserta PPKM (tambahan peserta 15 orang dari Kontingen Daerah Makassar) ini menyimak dengan antusias materi Sejarah Maritim yang belum pernah diketahui peserta Pramuka Saka Bahari ini sebelumnya.
Materi sejarah maritim yang diawali dengan pemahaman tentang apa itu sejarah, pengertian Maritim Dan perjalanan bangsa Indonesia sebagai bangsa Maritim.
Ketika masih bernama Nusantara, nenek moyang bangsa Indonesia telah menapakkan kakinya hingga Madagaskar dengan menggunakan kapal kayu dengan kekuatan angin. Pelayaran nenek moyang bangsa Indonesia dari Samudera Atlantik hingga Pasifik.
Pelayaran yang dilakukan nenek moyang bangsa Indonesia saat itu adalah untuk membawa rempah – rempah yang diperdagangkan ke negara – negara yang menjadi tujuan dengan melalui jalur sutra atau jalur perdagangan internasional.
Abad pertengahan pun menjadi awal “revolusi” bagi penemuan dunia baru khususnya pencarian produsen rempah – rempah oleh bangsa Eropa yang melakukan ekspedisi Maritim ke berbagai belahan dunia.
Hingga akhirnya ekspedisi bangsa Eropa sampai di Nusantara yang saat itu pada Masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya di Palembang.
Pembekalan sejarah maritim ini mendapat respon dari peserta PPKM dengan saling berebut untuk menyampaikan pertanyaan kepada Kolonel Suratno.
Rasa ingin tahu yang mendalam dari mereka cukup membuat pemberi materi kewalahan menjawabnya. Selain juga kuis pertanyaan dari pemberi materi kepada peserta PPKM Pramuka Saka Bahari.
Salah seorang peserta PPKM dari Bengkulu Rahmat Alnasiman mengaku sangat senang dengan materi sejarah maritim ini, baginya dengan mendapat materi ini dirinya menjadi memahami tentang perjalanan bangsa Indonesia disebut sebagai Bangsa Maritim.
“Bagi saya dengan mendapat materi sejarah maritim ini membuat saya bangga sebagai generasi muda bangsa Indonesia dengan kehebatan maritimnya” tutur Mahasiswa Universitas Bengkulu jurusan Sistem Informatika semester ke-8.
Begitu pun dengan Pascalina Theopilia Pramuka Saka Bahari dari Papua Tengah yang antusias mengikuti materi sejarah maritim ini dengan pertanyaannya mengenai pengelolaan rempah bangsa Indonesia dulu saat masih bernama Nusantara.
“Saya jadi tertarik untuk ingin tahu hebatnya nenek moyang kita dulu saat mengelola rempah-rempah kita hingga bangsa Eropa tertarik untuk menguasainya,” kata siswi SMA Negeri 1 Timika ini.
Hal ini juga menjadi menjadi perhatian Komandan Satgas PPKM Letkol Mar Ahmad Sahuri yang menyebutkan materi sejarah maritim ini menjadi salah satu materi penting dalam kegiatan Pelayaran Pembinaan Karakter Maritim bagi Pramuka Saka Bahari untuk membentuk “maritime character building” mereka.
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono dibeberapa kesempatan sebelumnya dengan mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo bahwa kita merupakan bangsa maritim, menegaskan bahwa karakter bangsa maritim tidak bisa diwujudkan serta merta dalam waktu sekejab, namun harus ditanamkan sejak masih usia muda, sehingga Pelayaran Pembinaan Karakter Maritim (PPKM) Sail Tidore 2022 ini merupakan yang pertama kalinya setelah sebelumnya bernama Pelayaran Lingkar Nusantara (Pelantara), dalam pembentukan karakter generasi penerus sebagai bangsa maritim.
PPKM akan menjadi bagian dalam kegiatan Sail Tidore 2022 yang akan melaksanakan perkemahan di open space Tidore selama 4 hari mulai 23 – 26 November 2022.(Pen)
Be First to Comment