Press "Enter" to skip to content

2024, Masjid Jami Attaqwa Komplek DepKes Pondok Labu Susun Kalender Program Kajian Ilmu

Social Media Share

JAKARTA, NP- Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Jami Attaqwa (MJAT) Komplek Departemen Kesehatan Pondok Labu, tengah mengembangkan program kegiatan masjid di tahun 2024 mendatang. Salah satunya menyusun kalender agenda Program Kajian Ilmu.

Ketua DKM MJAT Komp. Depkes Pondok Labu, H. Dadang Suratman SH mengungkapkan program ini bertujuan untuk menambah wawasan dan pemahaman syariat para jemaah dan warga, di sekitar masjid.

“Di tahun 2024, kami dari DKM berencana akan membuat kalender agenda kegiatan khusus kajian. Mulai dari kajian ceramah, kajian kitab, dan kajian-kajian lain,” ucap Dadang Suratman mengawali agenda kajian ba’da Isya dengan tema “Menyikapi Tahun Baru Masehi” di Masjid Jami Attaqwa Jalan Wijaya Kusuma II No.14A Komplek Depkes, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu (30/12/2023).

Kajian disampaikan oleh pemberi materi, Ustad H. Zainal Fajri S.Pd.I yang juga Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) ranting kelurahan Pondok Labu. Sementara, puluhan jemaah Masjid Jami Attaqwa menyimak dengan khitmad materi yang disampaikan.

Lebih jauh, Dadang Suratman menambahkan tema kajian kali ini sengaja dipilih karena bertepatan menjelang pergantian tahun masehi atau kalender nasional yaitu peralihan tahun 2023 ke tahun 2024.

Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Jami Attaqwa (MJAT) Komplek Departemen Kesehatan Pondok Labu, H. Dadang Suratman SH pada kajian ba’da Isya dengan tema “Menyikapi Tahun Baru Masehi” di Masjid Jami Attaqwa Jalan Wijaya Kusuma II No.14A Komplek Depkes, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu (30/12/2023). Pemberi materi disampaikan Ustad H. Zainal Fajri S.Pd.I yang juga Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) ranting kelurahan Pondok Labu. (Foto: NP)

“Tahun-tahun kemarin ini (kajian ilmu) tidak diadakan menjelang akhir tahun. Namun kita ikut merayakannya. Padahal itu Tasyabbuh (meniru-niru perbuatan non muslim), jadi kita harus hati-hati. Dengan acara ini, inSyaAllah kita akan membakukan, kita akan laksanakan tiap tahunnya,” ujarnya.

Berkaitan dengan itu, Dadang mendorong partisipasi para jemaah dan warga sekitar masjid untuk memberikan masukan. Antara lain masukan perihal pengajuan nama-nama ustad dan ustadzah, serta masukan berharga lain untuk program kajian ilmu di Masjid Jami Attaqwa. “2024 kita akan mulai,” imbuhnya.

Menuangkan perasaannya, Dadang mengaku dirinya merasa kehidupan yang dijalaninya, waktunya terasa begitu cepat. Mungkinkah ini menjadi pertanda akhir zaman? Wallahualam (Allah lebih mengetahui).

“Tapi, inSyaAllah dengan berkumpulnya di masjid, maka dapat menjadi saksi tentang kecintaan kita kepada rumah Allah SWT, Masjid Attaqwa,” sambungnya.

Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Jami Attaqwa (MJAT) Komplek Departemen Kesehatan Pondok Labu, H. Dadang Suratman SH pada kajian ba’da Isya dengan tema “Menyikapi Tahun Baru Masehi” di Masjid Jami Attaqwa Jalan Wijaya Kusuma II No.14A Komplek Depkes, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu (30/12/2023). Pemberi materi disampaikan Ustad H. Zainal Fajri S.Pd.I yang juga Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) ranting kelurahan Pondok Labu. (Foto: NP)

Dadang berharap para jemaah dan warga sekitar masjid tetap ghirah (semangat) dalam menyambut program kajian ilmu nanti. Karena kehadiran seorang jemaah merupakan penyemangat jemaah lain untuk melangkahkan kakinya ikut dalam upaya mendalami dan memahami syariat Islam yang menjadi pedoman para jemaah dalam beribadah.

“Saya teringat pesan para orang tua pendahulu kita yang menyatakan bahwa kehadiran kita meski sedikit, maka para jamaah yang hadir jangan berkecil hati, lalu ada perasaan kecewa. Jangan! Justru kita harus ucapkan alhamdulillah. Karena kita berpandangan bahwa Allah SWT memilih kita. Kaki kita dilangkahkan ke masjid. Nggak mudah Allah SWT menggerakkan kaki kita untuk melangkah ke masjid,” urainya.

Sikap ini ia tekankan, mengingatkan program kajian ilmu adalah program reguler yang tentunya akan banyak berbenturan dengan urusan dan kepentingan para jemaah. Selain itu, program yang menjadi akan menjadi agenda rutinas masjid ini juga bisa menimbulkan rasa bosan. Ujungnya, “sepinya” kehadiran bisa menjadi persoalan kelangsungan program ini.

“Jadi dalam tiap kegiatan ibadah apa saja, jangan selalu berpikiran berkecil hati karena “sepinya” masjid. Karena itu setan akan bermain. Mintakan kepada Allah SWT agar dimudahkan bergerak ke masjid. Karena kami akan berkumpul dengan saudara-saudara kami para jemaah Masjid Attaqwa di surga-Mu, yaa Allah SWT,” pungkas Dadang.(dito)

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *