Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto menjelaskan perkembangan evakuasi dan penanganan korban ambruknya Musala Al Khoziny di Sidoarjo, Sabtu (4/10).(Ist)
SIDOARJO, NP– Tim gabungan dari BNPB, Basarnas, TNI, Polri, dan berbagai instansi lainnya terus melanjutkan operasi pencarian dan evakuasi pasca-runtuhnya Musala Al Khoziny di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Hingga hari keenam, Sabtu (4/10), tercatat 167 korban, dengan 14 orang meninggal dunia, 104 selamat, dan 49 masih dalam pencarian.
Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto mengatakan bahwa penanganan darurat fokus pada operasi SAR, identifikasi jenazah, dan pendampingan keluarga korban. “Tim bekerja profesional dengan sistem tiga shift. Kami tidak kekurangan personel,” ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (4/10/2025).
Evakuasi korban dilakukan dengan kombinasi metode manual dan alat berat. Tebalnya puing beton menjadi kendala utama, namun tim terus membuka akses untuk mempercepat evakuasi.
Setiap jenazah yang dievakuasi langsung dibawa ke posko DVI untuk proses identifikasi. Banyak korban sulit dikenali karena luka berat, sehingga tim menggunakan metode forensik dan pencocokan data antemortem-postmortem, termasuk DNA.
Kendala utama proses DVI adalah banyaknya korban anak-anak dan remaja yang belum memiliki dokumen resmi. Identifikasi mengandalkan data sekunder seperti pakaian, ijazah, dan ciri fisik dari keluarga.
BNPB juga membuka posko pelaporan keluarga korban, menyediakan tenda istirahat, layanan medis, dan dukungan psikososial di RS Bhayangkara. Logistik seperti makanan, air bersih, dan perlengkapan SAR terus disalurkan untuk mendukung operasi.
“Penanganan tidak hanya soal evakuasi, tapi memastikan hak-hak keluarga korban terpenuhi,” pungkas Suharyanto.(red)
Be First to Comment