Oleh-oleh Muhibbah rombongan MUI ke Bukhoro mengggunakan momentum penting berziyarah ke makam tokoh terkemuka Tharekat Bahaudin al-Bukhari an-Naqsyabandi mengingatkan umat Islam agar mosium tidak sekedar simbol, tapi mampu memperkuat Dzikir kepada Allah karena diatas pintu gerbang makam yang megah terpampang firman Allah QS.Ar-Ra’d Ayat 28
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ
Arab-Latin: Allażīna āmanụ wa taṭma`innu qulụbuhum biżikrillāh, alā biżikrillāhi taṭma`innul-qulụb
Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
Hal disampaikan Sekjen MUI Pusat, Buya Dr Amirsyah Tambunan mengawali sambutan ketika bertemu dengan Imam Abdul Gofur berserta rombongan MUI di dilingkungan makam Thareqat Naqsabandi di tengah kota Bukhara (3/10/23).
Udah menjadi pengetahuan umum bahwa Naqsyabandi adalah salah satu tarekat dari ajaran tasawuf sunni. Para guru Naqsyabandiyah menelusuri garis keturunan mereka hingga Nabi Muhammad melalui Abu Bakar– khalifah pertama.
Oleh karena itu dapat di pahami bahwa thariqah bagaikan bahtera untuk menyelami samudera lautan kehidupan dengan cara menempuh lautan dunia tanpa tenggelam oleh duniawi penuh godaan, tempat kehidupan sementara dengan bahtera yang dibangun menuju kehidupan akhirat berdasarkan Al Qur’an dan As-Sunnah.
Jika kita memaknai thariqah dari bahasa Arab berarti “jalan”, setara dengan kata “path” atau “way” dalam bahasa Inggris. Thariqah, atau “tarekat”, dalam konteks agama Islam, berarti jalan pertaubatan untuk kembali kepada Allah (“taubat” berasal dari kata “taaba” yang artinya “kembali”), melalui jalan penyucian jiwa, hati dan prilaku berdasarkan firman Allah Surat Al-Furqan Ayat 70
إِلَّا مَن تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَٰلِحًا فَأُو۟لَٰٓئِكَ يُبَدِّلُ ٱللَّهُ سَيِّـَٔاتِهِمْ حَسَنَٰتٍ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا
Arab-Latin: Illā man tāba wa āmana wa ‘amila ‘amalan ṣāliḥan fa ulā`ika yubaddilullāhu sayyi`ātihim ḥasanāt, wa kānallāhu gafụrar raḥīmā
Artinya: Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Agar umat Islam dapat memahami thareqat dengan baik, terhindar dari dosa dan kesesatan, maka Ketua MUI Pangkep, KH Waqi Murtala, menjelaskan, salah satu ajaran aliran thareqat yang menyimpang adalah pengkultusan berlebihan pada gurunya bahkan para pengikut diajarkan untuk mengingat wajah guru setiap kali salat, dengan meletakkan foto sang guru di atas sajadah.
“Yang menyimpang syariat, dzikirnya versi Der Moga yakni ketika mau salat, harus ingat gurunya bukan ingat Allah. Mereka percaya gurunya yang menyampaikan doa mereka pada Allah, jelas menyimpang,”
Begitu pentingnya dzikir bagi kehidupan sehingga Ibnul Qoyyim rahimahullah memaknai dzikir :“Sesungguhnya senantiasa ber dzikir di jalan, dirumah, ketika muqim atau ketika safar dan di berbagai tempat akan memperbanyak para saksi bagi seorang hamba di hari kiamat nanti, karena sesungguhnya berbagai tempat itu, rumah, gunung, dan bumi akan bersaksi untuk hamba yang senantiasa berdzikir di hari kiamat.”(Alwaabilus Shoyyib hal 81).
Untuk itu momentum berziarah ke makam Thareqat Naqsabadi mengingatkan kita bahwa pentinya memaknai dzikir melalui thareqat, kata Harun Nasution Thariqah, yaitu jalan yang harus ditempuh seorang calon sufi dalam tujuannya berada sedekat mungkin dengan Tuhan. Tarekat kemudian mengandung arti organisasi (tarekat), dan tiap-tiap tarekat mempunyai syekh, upacara ritual, dan bentuk dzikir, dan wirid sendiri.
Namun, dari sekian banyak ragam jenis wirid, nampaknya yang paling banyak digemari dan diamalkan tarekat, ada tiga macam lafadz yaitu: istighfar, shalawat, dan dzikir. Istilah tarekat paling tidak dipakai untuk dua hal yang secara konseptual berbeda. Pada awalnya tarekat ini merupakan paduan yang khas dari doktrin, metode dan ritual. Akan tetapi istilah ini sering juga dipakai untuk mengacu kepada organisasi yang menyatukan pengikut jalan tertentu.
“Oleh karena itu tareqat harus melalui jalan syariat sebagaimana di contohkan Rasulullah SAW. Sebaliknya thareqat tanpa syariat akan tersesat,” pungkasnya.
Be First to Comment