Menteri ATR/Kepala BPN, Sofyan A. Djalil. (Foto:ist)
JAKARTA, NP – Memasuki dekade kedua era milenium, perkembangan teknologi semakin pesat. Hal ini mengakibatkan seluruh informasi dapat dengan mudah didapatkan oleh masyarakat. Perkembangan ini juga mengakibatkan perubahan zaman dan peradaban manusia. Tidak hanya generasi muda saja, orang tua pun mau tidak mau harus menguasai teknologi, terutama teknologi informasi.
“Sekarang ini banyak hal baru yang harus kita pelajari dan kita adaptasi dalam Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). Selain itu, banyak juga tuntutan masyarakat serta tuntutan zaman yang semakin berkembang. Setiap zaman lekat dengan kondisi yang berbeda-beda,” ujar Menteri ATR/Kepala BPN, Sofyan A. Djalil saat memberikan arahan pada Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) dan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) di Hotel Shangri-La, Jakarta, Selasa (06/10/2020).
Menteri ATR/Kepala BPN mengatakan bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh setiap jajaran Kementerian ATR/BPN sudah sangat baik. Kendati demikian, ia mengutarakan bahwa hendaknya selalu menyadari setiap permasalahan. “Tuntutan masyarakat maupun tuntutan zaman membuat pekerjaan semakin berat, namun hendaknya kita perlu merubah mindset. Kita perlu melihat perspektif lain bahwa pekerjaan yang berat itu dapat memberikan manfaat bagi masyarakat,” kata Sofyan A. Djalil.
Lebih lanjut, Menteri ATR/Kepala BPN mengungkapkan bahwa pelaksanaan program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) sudah sangat baik dalam 4 tahun belakangan ini. Namun, ia tetap menekankan aspek kualitas. “Dalam beberapa tahun terakhir, kita berhasil mencapai target yang sudah ditetapkan tanpa melihat kualitasnya. Untuk itu, kualitasnya terus diperbaiki. Kita perlu memanfaatkan Informasi Teknologi (IT) guna menunjang kualitas hasil PTSL. Dalam pelaporan PTSL, kita minta evidence dengan meng-upload buku tanah,” ujar Menteri ATR/Kepala BPN.
Pelaksanaan PTSL di daerah juga mendapat sambutan hangat dari masyarakat maupun Kepala Daerah. Menteri ATR/Kepala BPN mengungkapkan bahwa program Trisula di Provinsi Jawa Tengah, misalnya, dapat diterima oleh para kepala daerah di provinsi tersebut serta masyarakatnya. “Begitu juga dengan Trijuang di Provinsi Jawa Timur, yang juga mendapat respon positif dari Ibu Gubernur, saat di-launching. Tetapi saya berpesan agar setiap Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi serta Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota untuk dapat berkomunikasi dengan setiap Kepala Daerah di tempat kerja masing-masing,” pesan Sofyan A. Djalil.
Layanan digital juga mendapat apresiasi dari Menteri ATR/Kepala BPN. Menurutnya, layanan digital saat ini sudah mendapat momentum sehingga Kementerian ATR/BPN dirasa perlu menjamin keamanan data pertanahan. “Pengembangan sistem IT kita perlu terus dilakukan dan kita harus pikirkan strategi terbaik. Jika memang harus melibatkan pihak luar, dengan sistem outsourcing, just do it. Yang penting mereka punya kapasitas untuk mengembangkan sistem IT maupun keamanan datanya. Kita perlu menggunakan pendekatan korporasi dalam pengelolaan sistem IT ini, jangan secara birokrasi,” ujar Sofyan A. Djalil.
Selain itu, Kementerian ATR/BPN juga mendapat Pinjaman Hibah Luar Negeri atau PHLN. Menteri ATR/Kepala BPN menyarankan agar alokasi PHLN dapat dilakukan secara tepat. “Jika ada kendala dalam pemanfaatan PHLN, maka kita perlu menjalin komunikasi dengan lembaga pemberi PHLN tersebut. Apakah bisa anggaran PHLN tersebut digunakan untuk modernisasi sistem IT dan menjamin reliability sistem IT Kementerian ATR/BPN,” kata Sofyan A. Djalil. (rls)
Be First to Comment