Press "Enter" to skip to content

Stunting di Majene Melonjak 37,5 Persen, BKKBN Sulbar Minta Evaluasi Total

Social Media Share

Prevalensi stunting di Majene melonjak hingga 37,5% — tertinggi di Sulawesi Barat. Diperlukan langkah cepat, kolaboratif, dan terukur untuk melindungi generasi masa depan.(Foto: Ist)

MAJENE, NP — Kepala Perwakilan BKKBN Sulawesi Barat, Rezky Murwanto, mengungkapkan bahwa persoalan stunting masih menjadi tantangan berat di wilayahnya. Sulawesi Barat tercatat sebagai provinsi dengan prevalensi stunting tertinggi ketiga nasional, dan Kabupaten Majene berada dalam kondisi paling mengkhawatirkan.

Rezky menyebut, angka stunting di Majene melonjak signifikan hingga 37,5 persen, meningkat tajam dibandingkan tahun 2023. Hal itu disampaikannya pada Rapat Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting Semester II Tahun 2025, yang digelar di Ruang Pola Kantor Bupati Majene, Senin (24/11/2025), di hadapan 256 peserta lintas sektor dari tingkat desa hingga provinsi.

Menurutnya, kenaikan angka tersebut dipengaruhi banyaknya anak usia dua tahun yang mengalami penyakit penyerta. Karena itu, intervensi kesehatan harus diperluas dan tidak semata fokus pada aspek gizi.

Rezky menekankan pentingnya penguatan program pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), penanganan anemia bagi calon pengantin, kewaspadaan terhadap tingginya kasus TBC, serta optimalisasi pendampingan terhadap 4.371 proyeksi ibu hamil dan 3.973 proyeksi kelahiran tahun ini.

Meski capaian program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING) sudah mencapai 81,50 persen, ia meminta perhatian khusus terhadap 12 desa/kelurahan lokus agar capaian lebih merata.

“Dengan lonjakan signifikan ini, diperlukan evaluasi total dan strategi yang lebih tajam. Penanganan anemia catin dan penyakit penyerta pada anak harus menjadi prioritas,” tegasnya dalam keterangan tertulis, Rabu (26/11/2025).

Sementara itu, Wakil Bupati Majene, Andi Rita Mariani, menegaskan bahwa penanganan stunting memerlukan kolaborasi kuat dan pembagian tugas yang jelas. Ia menyebut, upaya pemerintah daerah juga diperkuat melalui program provinsi PASTIPADU, yang pada 2025 akan fokus pada dua lokus utama: Desa Bonde Utara dan Kelurahan Baurung. (red)

 

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *