Press "Enter" to skip to content

Soal Masker, Menko Airlangga : Pedagang Jangan Berlebihan

Social Media Share

Foto ilustrasi masker habis. (ist)

JAKARTA, NP –  Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan para pedagang masker jangan terlalu berlebihan.

”Bagi mereka yang tidak sakit ya sebaiknya kita tidak perlu pakai masker, jadi hanya yang sakit saja yang pakai masker sehingga tidak meningkatkan kepanikan juga dan kedua juga menimbulkan kekhawatiran kepada masyarakat sekitar, sehingga tentu bagi yang tidak sehat ya tentu lebih baik beristirahat. Menteri Kesehatan akan membuat protokol termasuk di kantor-kantor pemerintahan,” ujarnya.

Ia menyampaikan bahwa saat rapat Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan arahan agar tidak perlu ada kepanikan karena ketersediaan sembako, obat-obatan, dan yang lain, pemerintah telah menyiapkan semua.

”Komunikasi dengan asosiasi-asosiasi, baik Hippindo maupun Aprindo/asosiasi ritel, barang-barang di supermarket akan tersedia. Jadi kita tidak perlu untuk membeli dalam jumlah yang banyak. Dan juga posisinya cukup tersedia, cukup aman sehingga perlu dibeli secukupnya saja,” ujar Menko Airlangga di Halaman Istana Kepresidenan, Provinsi DKI Jakarta, Selasa (3/3).

Pemerintah, lanjut Menko Perekonomian, selalu menjaga kestabilan distribusi barang. Hal tersebut, menurut Airlangga, juga menjadi arahan Presiden dalam rapat.

”Arahan Bapak Presiden bahwa distribusi barang diutamakan, baik itu barang yang berasal dari dalam negeri maupun yang perlu diimpor, apa lagi tentu kita juga mempersiapkan diri untuk menjelang nanti bulan puasa nanti,” tambahnya.

Kalau mengenai panic buying, menurut Menko Perekonomian, biasanya selama persediaan tersedia tidak menimbulkan panik, namun kalau barangnya hilang itu menjadi panik.

”Jadi harapannya tentu tadi, kemarin kami sudah berkomunikasi dengan hippindo dan Aprindo sediakan terus barangnya,” imbuh Menko Perekonomian.

Untuk menjaga kestabilan harga, Menko Perekonomian menyampaikan melalui Kementerian Perdagangan dan salah satunya juga tentu di supermarket bisa pembatasan jumlah, tetapi itu lebih kepada masing-masing supermarket saja yang membatasi.

”Pemerintah menjamin bahwa barang itu ada. Jadi itu terus diisi oleh masing-masing supermarket,” kata Menko Perekonomian seraya menyampaikan akan imbauan kepada pedagang untuk tidak ambil kesempatan.

Berkaitan perdagangan dengan Tiongkok, Menko Perekonomian menyampaikan bahwa untuk perdagangan atau trade tidak ada halangan.

”Tetapi kalau kita lihat kemarin itu kan PMI/purchasing manager’s index untuk industri kita naik ke 51,9 jadi ini tinggi. Tentu tinggi ini artinya mereka masih punya bahan baku untuk memproduksi. Nah ini yang harus kita jaga,” sambung Menko Perekonomian.

Arahan Presiden, menurut Menko Perekonomian, bahwa ada 500 perusahaan yang dianggap importir lebih baik itu dipermudah, kemudian supaya industrinya bisa ekspansi.

”Berbalik dengan berbanding terbalik China, PMI mereka sekarang tinggal 35,7 jadi mereka sedang drop. Dan PMI negara-negara lain pun termasuk Jepang semuanya di bawah 50, jadi Indonesia yang anomali sendiri,” imbuhnya.

Menurut Menko Perekonomian, momentum anomali ini harus dijaga bahwa barang yang diproduksi di Indonesia bagi mereka yang kesulitan impor juga akhirnya mencari value chain dari Indonesia.(independensi)

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *