Press "Enter" to skip to content

Riset Kelautan Nasional Diperkuat, KRI Canopus-936 Siap Dukung Armada Penelitian 2026

Social Media Share

Suasana Rapat Koordinasi Riset Kelautan Bersama di Markas Pushidrosal. Kegiatan dihadiri pejabat Kemendiktisaintek, BRIN, Bappenas, serta perwakilan enam universitas dari wilayah timur Indonesia.(Ist)

JAKARTA, NP — Upaya memperkuat sinergi dan kemandirian riset kelautan nasional terus digalakkan pemerintah. Bertempat di Markas Komando Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal), Ancol, Jakarta Utara, Selasa (4/11/2025), digelar Rapat Koordinasi Riset Kelautan Bersama yang dihadiri berbagai pemangku kepentingan dari kementerian, lembaga riset, dan perguruan tinggi.

Rapat dipimpin oleh Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan Kemendiktisaintek, Dr. Mohammad Fauzan Adziman, S.T., M.Eng., didampingi Penasihat Khusus Mendiktisaintek, Laksamana TNI (Purn) Prof. Marsetio, serta Komandan Pushidrosal, Laksamana TNI Dr. Budi Purwanto, S.T., M.M. Turut hadir perwakilan dari Kementerian PPN/Bappenas, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta enam perguruan tinggi dari wilayah timur Indonesia: Universitas Hasanuddin (Makassar), Universitas Halu Oleo (Kendari), Universitas Pattimura (Ambon), Universitas Sam Ratulangi (Manado), Universitas Papua (Manokwari), dan Universitas Khairun (Ternate).

Dalam pembahasan, Prof. Marsetio bersama Dr. Ir. Gellwynn Jusuf, M.Sc. dari Bappenas menekankan besarnya potensi kelautan di wilayah Indonesia Timur yang masih membutuhkan dukungan riset dan teknologi secara signifikan. Fokus riset diarahkan pada inventarisasi keanekaragaman hayati laut, pemantauan ekosistem pesisir, perikanan berkelanjutan, oseanografi dan perubahan iklim, serta kajian sosial-ekonomi maritim berbasis masyarakat lokal.

Pushidrosal, dalam kesempatan tersebut, menyatakan kesiapannya memfasilitasi kegiatan riset nasional dengan dukungan sarana dan prasarana modern, termasuk kapal riset terbaru KRI Canopus-936 yang dijadwalkan memperkuat armada riset nasional pada tahun 2026.

Dirjen Risbang, Dr. Mohammad Fauzan Adziman, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas lembaga dan lintas disiplin ilmu untuk memperkuat kemandirian riset kelautan nasional. Menurutnya, riset kelautan merupakan salah satu dari delapan prioritas riset nasional yang berperan strategis dalam pengembangan iptek maritim serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia peneliti.

Perwakilan perguruan tinggi dari Indonesia Timur juga menyampaikan berbagai masukan terkait keterbatasan fasilitas, pendanaan, serta pentingnya pemerataan kesempatan dan jejaring kerja sama antaruniversitas. Mereka menegaskan komitmen untuk berpartisipasi aktif dalam riset kelautan yang selaras dengan kebijakan nasional.

Sementara itu, BRIN menyoroti bahwa kolaborasi riset kelautan di Indonesia masih perlu diperkuat, mengingat sejumlah kegiatan ekspedisi dan penelitian belum optimal akibat keterbatasan infrastruktur. BRIN juga menekankan pentingnya data laut yang akurat dan komprehensif, tidak hanya bagi pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga untuk kepentingan pertahanan dan keamanan nasional.

Sebagai lembaga hidrografi nasional, Pushidrosal menegaskan komitmennya mendukung program riset kelautan. Hal ini tercermin melalui keberhasilan pelaksanaan tiga ekspedisi Jala Citra, yang menjadi bukti nyata sinergi antara lembaga pertahanan dan sektor riset nasional.

Sebagai tindak lanjut, rapat menyepakati pembentukan Kelompok Kerja Terbatas (Pokja) bertema “Penguatan Riset Kelautan dan Teknologi Menuju Indonesia Emas 2045.” Pokja ini melibatkan Kemendiktisaintek, BRIN, Bappenas, Pushidrosal, serta perguruan tinggi, dengan fokus pada pengembangan riset kelautan yang inklusif, berkelanjutan, dan berorientasi pada kemandirian nasional, khususnya di wilayah timur Indonesia. (red)

 

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *