JAKARTA, NP – Saat ini seluruh dunia sedang dilanda pandemi COVID-19, jutaan orang telah terpapar dan ratusan ribu orang telah gugur. Bertepatan dengan hari Kemanusiaan Dunia membuat tindakan kemanusiaan semakin relevan karena semua pihak saling bahu membahu menyelamatkan nyawa dan berusaha keluar dari masa pandemi COVID-19.
Asisten Deputi Penanganan Pasca Bencana Kementerian PMK Nelwan Harahap menyampaikan bahwa seluruh pihak di berbagai sektor baik relawan, pekerja, maupun petani sekalipun memiliki kontribusi yang sama dalam melawan COVID-19.
“Para relawan, para pekerja kita di semua sektor hampir semua lini juga telah mempertaruhkan seluruh dedikasi dan kemampuan mereka untuk sama-sama kita bertahan hidup dan bersama melawan COVID-19, tidak terkecuali petani kita di luar sana,” ujar Nelwan pada acara dialog di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (19/8).
Nelwan mengatakan bahwa ini adalah momentum yang tepat bagi seluruh masyarakat untuk bergotong royong melawan COVID-19.
“Inilah momentum kita mewujudkan gotong royong dalam aksi nyata, kita semua tidak lagi melihat sekat antara satu dengan yang lain tidak ada lagi perbedaan antara pemerintah dan non-pemerintah kita semua berbuat tentunya saling menguatkan dan saling mendukung untuk bersama melawan COVID-19,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Iklim Nahdatul Ulama M. Ali Yusuf memaparkan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh Nahdatul Ulama dalam menangani COVID-19 seperti membuat gerakan NU Peduli, bekerjasama dengan pihak terkait, hingga turun langsung dalam melakukan penanganan COVID-19 dan edukasi kepada masyarakat.
“Kami di Nahdatul Ulama melakukan aktivitas respon atau penanganan COVID-19 itu melalui NU Peduli, dan kemudian juga di NU peduli kami juga berkolaborasi-berkoordinasi di Humanitarian Forum Indonesia,” jelas Ali.
Sejalan dengan pembahasan Ali, Eksekutif Humanitarian Forum Indonesia Surya Rahman yang turut hadir pada konfrensi pers turut memaparkan bahwa Humanitarian Forum Indonesia telah mengerahkan kurang lebih 112.000 relawan untuk menangani COVID-19.
“Selama COVID ini sendiri kami sudah mengerahkan kurang lebih ada sekitar 112.000 orang yang di mana disitu ada 31.000 merupakan staff atau pekerja dari lembaga agama tersebut, selanjutnya ada sekitar 80.000 relawan kemanusiaan jadi relawan kemanusiaan ini juga nanti kategorinya juga macam-macam,” imbuh Surya.
Surya menambahkan bahwa pihaknya juga telah menetapkan beberapa fase seperti fase pemulihan yang sebenarnya hampir sama dengan fase new normal yang ditetapkan oleh pemerintah. Meskipun berbeda istilah, namun harapannya tetap sama yaitu membantu masyarakat.
“Kita tidak usah berdebat masalah istilah tapi sebenarnya intinya sama saja bahwasanya apa yang kami lakukan ini bisa membantu masyarakat,” tegasnya.
Ali mengapresiasi relawan yang telah bersedia turun secara langsung dalam menangani COVID-19.
“Ini semua tidak dapat diupayakan tidak dapat diwujudkan tanpa kehadiran relawan, saya kira relawan adalah garda terdepan dari apapun upaya yang sudah kita lakukan semua dan saya kira kita harus mengapresiasi para relawan semua karena sebenarnya mereka adalah pahlawan di sekitar kita,” ucapnya.
Selain itu, Surya mengingatkan pihak-pihak yang berada di lapangan untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan agar mampu menjaga kesehatan dan memberikan contoh kepada masyarakat.
“Tetapi mungkin catatan bagi teman-teman yang ada di lapangan adalah bagaimana mereka tetap bisa menjaga kesehatan karena melaksanakan protokol kesehatan itu merupakan keharusan dan mereka juga harus bisa memberikan contoh bagi orang sekitar,” tambahnya.
Menutup dialog, Surya mengajak masyarakat untuk turut mendukung relawan kemanusiaan setidaknya mengikuti perkataan atau imbauan mereka dalam menghadapi COVID-19
“Setiap pihak ini juga bisa memberikan dukungan bagi relawan kemanusiaan baik mungkin berupa bentuk asuransi ataupun mungkin dukungan-dukungan yang lain atau minimal setidaknya adalah menuruti apa yang mereka katakana,” tutupnya.(rls/BNPB)
Be First to Comment