Press "Enter" to skip to content

Kepala BKKBN Kukuhkan Tim Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting dan Resmikan Sekretariat Stunting BKKBN

Social Media Share

JAKARTA, NP – BKKBN kukuhkan Tim Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting dan Peresmian Sekretariat Stunting BKKBN di Auditorium Kantor BKKBN Pusat, Jakarta Timur.

“Puji syukur kepada Tuhan YME kita dapat melaksanakan kegiatan Pengukuhan Tim Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting BKKBN dan Peresmian Sekretariat Stunting di lingkungan internal BKKBN dalam keadaan sehat wal’afiat. Yang saya hormati para tenaga ahli pada kesempatan kali ini bisa hadir, para pejabat tinggi madya, para pejabat tinggi pratama, para kepala perwakilan yang ada di seluruh Indonesia dan seluruh anggota bidang sekretariatan stunting di lingkungan internal BKKBN” tutur dr. Hasto.

“Pengukuhan Tim Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting merupakan suatu hal yang baru di lingkungan BKKBN biasanya di petakan tidak ada pengukuhan langsung namun demikian karena stunting ini suatu hal sangat penting bagi bangsa dan negara serta kemudian tugas ini menjadikan hal yang baru di BKKBN, semua harus bertekad bulat bersama untuk belajar agar satu kesatauan visi bersama pemahaman melangkah dengan bersama, kemudian kita memiliki tantangan yang besar karena ekspetasi dari bapak Presiden bisa menurunkan tingkat stunting di angka 14% di tahun 2024 mendatang. Maka untuk itu kita sama-sama melangkah bertekad kerja dengan cepat, efektif dan efisien”, terang dr. Hasto.

“Saya selalu sampaikan bahwa ketika BKKBN sudah sukses menurunkan tingkat kontrasepsi pil KB dari tahun 1970 sampai dengan tahun 2000 dari 5,6 % menjadi 2,6 % dalam kurun waktu 30 tahun bisa menurunkan hal tersebut. Dan saat untuk sekarang ini sedang beroperasi banyak tantangan baru bahwa mengelola keluarga dan menjalankan program-program keluarga berencana tidak seperti zaman dulu lagi, karena adanya reformasi birokrasi serta ada otonomi daerah, kemudian juga ada kebebasan tata reproduksi yang harus di hormati”, imbuhnya.

Kemudian dr. Hasto juga menambahkan, “Seiring menurunnya angka TFR 2,6% selayaknya kita berfikir kualitas SDM di dalam perjalannya tingkat SDM intinya adalah stunting sebagai representasi, sehingga sudah sangat tepat ketika kita pernah menurunkan angka tingkat TFR itu kemudian kita harus sukses dalam membangun SDM. Bapak Ibu yang saya hormati sudah jelas nyata di depan kita kualiatas SDM itu berawal dari pendidikan wajib belajar 12 tahun, kemudian angka harapan hidup, Akan tetapi permasalahan yang selalu kita hadapi adalah melihat angkat kematian bayi yang cukup banyak karena rata-rata angka kematian bayi di negeri kita ini hampir terjadi setiap harinya. Maka dari itu tugas kita harus menunda angka kematian bayi sehingga kita berharap angka harapan hidup masih terjaga. Saya kira sudah sangat tepat stunting ini bagian yang paling penting untuk peran kedepan BKKBN dalam rangka menurunkan angka stunting untuk meningkatkan tingkat kualitas SDM”, tutup dr . Hasto. (Hms)

 

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *