Press "Enter" to skip to content

Kepala BKKBN: Indonesia Jadi Rujukan Dunia Dalam Bidang Kependudukan

Social Media Share

Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo bersama Gubernur Jatim  Hj. Khofifah Indar Parawansa. (Foto:Ist)

JAKARTA, NP – Program KB Nasional mengalami dinamika yang luar biasa, keberhasilan menurunkan Total Fertility Rate (TFR) dan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) sudah diakui secara nasional dan internasional. Hal itu dijelaskan Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo pada saat memberikan sambutan Acara Penyematan Penghargaan Manggala Karya Kencana (MKK) Tahun 2021 bagi Gubernur Jawa Timur bertempat di Auditorium BKKBN, Jakarta Timur (06/09/2021).

“Indonesia menjadi rujukan dunia dalam bidang kependudukan, Penghargaan International “Population Award” yang diterima Presiden sebagai bentuk pegakuan dunia internasional atas keberhasilan program KB dan kemudian Indonesia menjadi proyek percontohan bagi negara-negara lain untuk menjalankan program KB di negaranya masing-masing”, jelas dokter Hasto.

Selain itu, dr. Hasto juga sangat mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih atas apa yang telah dicapai oleh Provinsi Jawa Timur. “Saya sangat berterima kasih dan memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada Gubernur Jawa Timur dan jajarannya yang telah begitu peduli terhadap perkembangan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana Nasiona (Bangga Kencana)”, ucap dokter Hasto.

“ Bu Gubernur sudah memimpin Jawa Timur dengan baik, karena TFR di Jawa Timur untuk seluruh Pulau Jawa relatif terjaga dengan baik. Bahkan angkanya sekarang ini 1,9 lebih sedikit” tambahnya.

“Oleh karena itu, sekali lagi kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, Ibu Gubernur juga sudah memberikan komitmen yang besar untuk pencegahan perkawinan usia anak, dengan membuat surat edaran sosialisasi pentingnya mencegah perkawinan dini”. “Jawa Timur yang dengan total TFR nya sudah dibawah 2, tentu kami berharap akan menjadi leading di dalam program percepatan penurunan stunting. Karena untuk penurunan TFR sudah tidak sebesar di provinsi lain”, ungkap dokter Hasto.

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Timur Hj. Khofifah Indar Parawansa mengatakan, “Saya ingin menyampaikan soal masih tingginya angka nikah usia dini di Jawa Timur pada bulan kedua pada saat kami mendapat mandat antara lain yang saya ajak ketemu adalah Kepala Pengadilan Tinggi Jawa Timur, kemudian Kepala Pengadilan Agama di beberapa kabupaten yang angka nikah dini usianya menurut saya masih harus didorong untuk diturunkan.

Married By Accident

Ternyata hampir 80 persen pernikahan terjadinya karena MBA (Married By Accident) . Data yang dimiliki Pemerintah Provinsi Jawa Timur menunjukkan angka nikah dini di wilayah itu terbilang cukup tinggi saat ini. Berdasarkan data Dispensasi Nikah di wilayah itu, hampir 80 persen pernikahan dini terjadi akibat accident atau kehamilan yang mendahului”, terang Khofifah.

“Kehamilan yang mendahului menyebabkan terjadi unwanted pragnancy, lalu terjadi pula unwanted children. Bagaimana kita bisa melakukan penanganan masalah ini secara komprehensif, termasuk di dalamnya Dispensasi Nikah”, tambah Khofifah. (Humas/TWD)

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *