JAKARTA, NP- NU Circle menyambut baik dicabutnya Rancangan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (RUU Sisdiknas) dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) 2023.
Ketua Bidang Kajian dan Riset Kebijakan Pendidikan NU Circle Ki Bambang Parma mengungkapkan salah satu penyebab tidak masuknya RUU Siadiknas dalam Prolegnas 2023 karena draf materi RUU yang karut marut.
“Masyarakat profesional santri yang tergabung dalam Perkumpulan Nusantara Utama Cita (NU Circle) mencurigai karut marut berbagai kebijakan pendidikan selama ini akibat salah desain oleh Tim Bayangan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Ristek,” ucap Ki Bambang Parma di Jakarta Sabtu (24/9/2022).
Menurutnya, terbongkarnya 400 orang Tim Bayangan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Ristek terus menimbulkan polemik. Salah satu materi pasal yang dipersoalkan adalah kebijakan Profil Pelajar Pancasila yang nilai-nilainya tidak diturunkan dari nilai luhur Pancasila, seperti tertuang dalam Naskah Akademik RUU Sisdiknas.
“Kami curiga keberadaan Tim Bayangan ini yang menyebabkan terjadinya karut marutnya kebijakan pendidikan nasional. Akibat ketidakpahaman dan kepongahannya menyebabkan salah desain kebijakan pendidikan nasional,” ujarnya.
Bahkan, ditengarai Tim Bayangan yang ikut mempengaruhi penyusunan draf RUU gagal paham akan nilai luhur Pancasila sehingga mendesain Profil Pelajar Pancasila justeru tidak diturunkan dari nilai-nilai Pancasila.
Secara terang-terangan, Naskah Akademik RUU Sisdiknas tidak menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai nilai dasar Profil Pelajar Pancasila yang kini menjadi kebijakan resmi Menteri Nadiem Makarim.
Bahkan meski RUU Sisdiknas belum disahkan dan ditolak oleh Badan Legislasi DPR RI masuk dalam Prolegnas Prioritas 2022, kebijakan Profil Pelajar Pancasila yang tidak merujuk nilai luhur Pancasila itu sudah diberlakukan.
“Awalnya nilai-nilai agama hilang lalu direvisi dan diralat setelah diprotes masyarakat. Kini nilai Pancasila yang masih hilang adalah nilai kebangsaan, nasionalisme dan keadilan sosial. Semua nilai itu tetap hilang. Padahal seharusnya nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila harus diturunkan langsung dari Nilai Luhur Pancasila bukan seenaknya sendiri diambil dari nilai universal,” imbuh Ki Bambang Pharma.
Menurut Ki Bambang, 400 anggota Tim Bayangan Nadiem ini juga gagal paham dalam memaknai hubungan Pancasila dengan Kewarganegaraan. Sehingga tidak paham bagaimana pendidikan didefinisikan.
“Mereka juga tidak memahami definisi pendidikan akibatnya seluruh struktur dan bangunan filosofis RUU Sisdiknas berantakan. Bahasa Indonesia bahkan hanya dimaknai sebagai alat komunikasi. Padahal bahasa Indonesia bukan hanya alat berkomunikasi tetapi alat untuk mempersatukan bangsa Indonesia dan bahasa perjuangan bangsa Indonesia sehingga harus tetap menjadi bahasa pengantar di sekolah,” katanya kritis.
Untuk itu, NU Circle meminta dilakukan investigasi dan pengusutan terhadap 400 orang Tim Bayangan, siapa mereka dan apa misi terselubungnya.
“Karena sudah menyentuh aspek nilai nilai luhur Pancasila yang dihilangkan, patut dicurigai 400 anggota Tim Bayangan ini membawa misi terselubung untuk menghancurkan generasi masa depan Indonesia. Ini sangat berbahaya. Apalagi 400 anggota itu tidak pernah dites atau lulus Tes Wawasan Kebangsaan,” tegas Ki Bambang.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Vox Point Indonesia, Indra Charismiadji meminta Mendikbud dan Ristek, Nadiem Makarim membubarkan 400 anggota Tim Bayangan ini.
“Bubarkan organisasi bayangan ini. Kalau Mendikbud Ristek tidak mampu bekerja sama dan membangun ASN di Kemdikbud, bisa dipastikan dia juga tidak mampu membangun SDM Indonesia di masa depan,” tegas Indra.
Penulis : A. Rohman
Editor : Budiono
Be First to Comment