JAKARTA, NP – Pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini mengakibatkan terjadinya hambatan akses dan informasi terkait kontrasepsi. Dampak terdekatnya, yaitu terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan yang presentasinya hampir mencapai 17,5%.
“Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melakukan beberapa langkah strategis secara cepat dan menyeluruh dalam mengatasi hambatan akses dan informasi terkait kontrasepsi di masa pandemi Covid-19,”kata Kepala BKKBN Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K) dalam rilis tertulisnya pada acara Hari Kontrasepsi Sedunia 2020, Jumat,( 25/9).
Dr. Hasto menambahkan bahwa BKKBN berkomitmen untuk mencapai tujuan Family Planning 2020 (FP 2020) dalam menjamin akses ketersediaan kontrasepsi yang berkualitas dan terus memberikan informasi dan edukasi terkait kesehatan reproduksi dan kontrasepsi kepada masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut, BKKBN memandang penting kemitraan dengan berbagai pihak.
Senada dengan itu Deputi Bidang Pengendalian Penduduk Dwi Listyawardani pada konferensi pers virtual Hari Kontrasepsi Sedunia 2020, Jumat, (25/9)
mengungkapkan pandemi Covid -19 yang terjadi saat ini mengakibatkan penurunan pelayanan kontrasepsi KB. Fasilitas pelayanan yang tidak menerima banyak akseptor, karena diprioritaskan kepada yang terpapar covid.
Namun lanjut Dani, kita masih Beruntung, karena praktik bidan mandiri tetap memberikan pelayanan kepada para akseptor.
Dani lebih jauh mengatakan, tren penurunan pelayanan terjadi mulai Januari – Mei 2020. Namun pada Juni terjadi peningkatan yang signifikan. Karena pada saat itu ada peringatan Hari Keluarga Nasional yang ditandai dengan pelayanan sejuta akseptor.
“Bulan Juli agak turun lagi. Mudah-mudahan di Bulan Agustus – September, dalam rangka hari kontrasepsi kita juga memberikan pelayanan. Mudah-mudahan meningkat lagi pelayanan kontrasepsi,”harapnya.
Bertepatan dengan World Contraception Day (WCD) atau Hari Kontrasepsi Sedunia yang jatuh pada tanggal 26 September tiap tahunnya, hari ini Bayer Indonesia meluncurkan program edukasi dan akses kontrasepsibagi 25.000 perempuan petani dan istri petani di Banten dan Jawa Barat untuk tahun 2020 – 2021.
Melalui program ini, Bayer ingin membantu BKKBN dalam menurunkan Total Fertility Rate (TFR)dan Drop Out kontrasepsi, serta kehamilan yang tidak direncanakan di daerah intervensi tersebut.
“Kami menargetkan penambahan akseptor baru sebanyak 10% dari program ini. Selain itu,Bayer berkomitmen untuk membantu pemberdayaan perempuan agar kualitas hidupbaik ekonomi dan kesehatan diri mereka serta keluarganya dapat meningkat.Hal ini merupakan satu langkah besar dalam kesetaraan gender, ”kata Presiden Direktur PT Bayer Indonesia, Angel Michael Evangelista.
PT Bayer Indonesia ingin membantu pemerintah Indonesia dalam upaya menekan laju pertumbuhan penduduk dan pemberdayaan perempuan agar kualitas hidup baik ekonomi dan kesehatannya dapat meningkat.
Terkait program Bayer ini, Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K), Kepala BKKBN mengatakan “Kami apresiasi dan hargai program yang diluncurkan Bayer Indonesia dalam membantu BKKBN dan pemerintah dalam mencapai tujuan family planning di Indonesia. Daerah intervensi yang dipilih juga sesuai dengan target BKKBN dalam menurunkan TFR.”
Untuk mengatasi hambatan akses kontrasepsi yang terjadi selama pandemi, BKKBN melakukan beberapa langkah strategis dan cepat, seperti layanan kontrasepsi bagi satu juta akseptor dari rumah ke rumah di seluruh Indonesia; membuat sistem informasi secara masif dengan menggunakan multi-level networking mencakup 34 provinsi, 514 kabupaten, 23.400 penyuluh lapangan dan 1,2 juta kader; dan menggunakan teknologi digital seperti KlikKB dalam pemberikan konseling kontrasepsi.(red)
Be First to Comment