Kepala BKKBN, Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K). (Foto:Ist)
JAKARTA, NP – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) menyatakan bahwa pencegahan stunting penting bagi Indonesia untuk menuju generasi emas 2045.
“Ada satu hal yang harus dipikirkan bersama, jangan tidak ada gerakan baru, jangan tidak ada pemikiran baru, jangan tidak ada perubahan mindset baru terkait dengan masalah kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) karena apabila SDM tidak sengaja dirawat, diperlihara by design bisa berbahaya” ujarnya saat menjadi pembicara pada rangkaian kegiatan Hari Keluarga Berencana Nasional, Webinar Bisakah KB Cegah Stunting di Jakarta, Selasa.
Menurut dr. Hasto, penduduk muda Indonesia yang produktif hanya 64,69% atau sekitar 173,31 juta jiwa. Dan generasi tua 35,31% atau 94,69 juta jiwa, karena itu generasi muda harus kita dorong supaya menjadi generasi yang berkualitas. Kita masih punya Pekerjaan Rumah (PR) besar bagaimana keluarga muda berkualitas, ini adalah kunci Indonesia Emas 2045.
“Remaja menjadi prasyarat penentu dalam memetik bonus demografi, bila masih ada yang kawin muda, putus sekolah atau hamil berulang, hamil terlalu muda, hamil terlalu banyak, pastilah stunting tinggi. Disinilah peran keluarga berencana, bagaimana merencanakan keluarga, jarak kelahiran direncanakan sehingga tidak ada kehamilan yang tidak diinginkan, tidak ada anak yang tidak diinginkan. Inilah kunci bagaimana hubungan keluarga berencana yang didalamnya ada kontrasepsi menjadi penentu adanya stunting, kemudian menentukan generasi emas di masa depan,”
Selaku praktisi yang sangat familiar dan sudah faham akan bidangnya, dr. Boy Abidin, SpOG (K) yang menjadi narasumber dalam pertemuan tersebut juga berpendapat bahwa kontrasepsi ini harus mendapatkan keamanan dan kenyamanan bagi para akseptor. Penggunaan alat kontrasepsi itu sangat penting. “Cegah stunting itu penting, ini adalah bentuk investasi untuk generasi kita kedepan”.
“Peran Ibu Kader, Ibu Bidan maupun dokter yang membantu persalinan sangat penting untuk mendapatkan konseling KB yang baik untuk membantu memberikan pemahaman kepada Ibu hamil yang akan melahirkan agar dapat membantu keputusan yang sesuai dengan kondisi dan keinginannya serta pilihannya” ujar dr. Boy.
Cegah stunting dengan KB, tentu bisa. Bisa apabila kita semua bergerak. Data stunting di Indonesia memang masih tinggi. Sangat penting memberikan informasi kepada Ibu, karena memberikan informasi atau mendidik perempuan itu bisa membuat satu generasi terdidik. Peran kita semua untuk dapat menurunkan angka kematian ibu, angka kematian bayi juga bisa meningkatkan kualitas generasi depan kita salah satunya dengan KB dan mencegah stunting, pungkasnya.
Hal senada juga diutarakan oleh Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Pusat, Dr. Emi Nurjasmi, M.Kes, yang menyatakan bahwa stunting adalah PR kita semua, pencegahan stunting dapat dimulai dari tahap perencanaan kehamilan sampai pada pengasuhan 1.000 hari pertama kehidupan anak. Untuk memahami hal itu perlunya kesadaran ibu ibu hamil dalam menjaga kesehatan kandungannya.
“Untuk mencegah dari stunting anak yang di lahirkan, sebaiknya ibu yang hamil periksanya minimal 6 kali selama kehamilan, pada semester pertama 2 kali, semester keduanya dua kali, semester ke tiganya 2 kali”, ujar Dr. Emi
Tidak hanya kesehatan kandungan, Ibu yang hamil juga harus menjaga kesehatan gizinya selama mengandung. Pemahaman akan pentingnya hal tersebut perlu terus di sosialisasikan kepada Ibu-Ibu, untuk itulah ia menegaskan pentingnya keberadaan Bidan di setiap desa untuk memberi penyuluhan.
“Bidan itu garda terdepan yang sudah mulai dari Desa, Kecamatan, Kabupaten kota dan peran Bidan dalam kemitraan dan pemberdayaan Kader, bagaiaman bekerjasama dengan kader sebagai pendamping sangat penting dan ini sudah dilakukan. Bidan sangat siap untuk dilibatkan dalam peran penurunan angka stunting” tegas Dr. Emi.
Kegiatan webinar ini dilakukan secara virtual dan live melalui youtube serta FB Official BKKBN dengan peserta yang terdiri dari PKB/PLKB, Kader, Bidan, PKK serta masyarakat umum seluruh Indonesia. (RLS)
Be First to Comment