Wakil Menteri Pertanian pantau langsung produksi vaksin di Pusvetma, Surabaya, Jumat (21/11/2025). (Foto: Ist)
SURABAYA, NP – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menegaskan peran strategis Balai Besar Veteriner Farma (BBVF) Pusvetma sebagai penggerak utama produksi vaksin hewan nasional. Penegasan itu disampaikan saat melakukan kunjungan kerja ke fasilitas tersebut, Jumat (21/11/2025), dalam rangka memperkuat subsektor peternakan demi mewujudkan swasembada pangan.
Sudaryono menyebut kolaborasi antarlembaga di lingkungan Kementerian Pertanian (Kementan) sebagai kunci peningkatan kinerja.
“Kementan memiliki sumber daya luar biasa—balai yang kuat, para ahli yang kompeten. Jika semuanya saling terhubung, hasilnya akan jauh lebih optimal,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Ia mendorong Pusvetma memperluas jejaring kemitraan dengan akademisi dan perguruan tinggi guna mempercepat inovasi riset serta pengembangan vaksin hewan. Peningkatan kapasitas produksi juga menjadi perhatian utama.
“Produktivitas vaksin harus terus ditingkatkan. Jika Pusvetma makin kuat dan produksi naik, PNBP ikut meningkat. Ini berdampak langsung pada penguatan subsektor peternakan dan mendukung target presiden menuju swasembada pertanian,” tegasnya.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, menegaskan komitmen jajarannya untuk memperkuat produksi vaksin nasional.
“Kami ingin memberikan kontribusi nyata melalui vaksin berkualitas. Kesehatan ternak berkaitan langsung dengan produktivitas, sehingga kemandirian produksi vaksin menjadi kunci pencapaian swasembada pertanian,” tuturnya.
Agung menambahkan, ketersediaan vaksin lokal akan mempercepat penanganan penyakit hewan sekaligus mengurangi ketergantungan impor. Ia menyebut vaksin sebagai instrumen vital menjaga stabilitas produksi protein hewani.
Dalam peninjauannya, Wamentan melihat langsung fasilitas produksi dan menyampaikan apresiasi atas kesiapan Pusvetma mengembangkan berbagai vaksin strategis. Ia menegaskan bahwa keberhasilan swasembada pangan tidak hanya bertumpu pada tanaman pangan, tetapi juga pada subsektor peternakan yang memerlukan dukungan sistem kesehatan hewan yang kuat.
“Pusvetma harus terus berinovasi, sering berdiskusi dengan kampus dan lembaga riset. Jika produksi vaksin meningkat, ketahanan peternakan kita makin tangguh,” ujarnya.
Kementan menegaskan komitmen untuk memperkuat kapasitas Pusvetma melalui peningkatan kualitas SDM dan modernisasi fasilitas. Upaya ini diharapkan memperkokoh posisi Pusvetma sebagai pilar utama produksi vaksin hewan nasional. (red)







Be First to Comment