Dr. Yuli Saputra, S.TP., M.M. merupakan lulusan pertama Program Studi (Prodi) Doktor Ilmu Pertanian Untirta Banten Tahun 2025.(Ist)
JAKARTA, NP – Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kabupaten (kab.) Serang, Banten Yuli Saputra melihat enam aspek secara komprehensif untuk meningkatkan kapasitas produksi pertanian khususnya komoditas padi, di tengah upaya mencapai ketahanan pangan. Ia mengelaborasi enam aspek untuk mencapai target produksi padi kab. Serang, yakni lahan, tenaga kerja, tiga jenis pupuk (NPK, urea dan organik), benih. Jika produksi optimal, petani memperoleh margin keuntungan yang tinggi, serta biaya produksi rendah.
“Upaya mengelaborasi enam aspek tersebut dalam disertasi (S3) saya, dan menyampaikan kepada pimpinan pemerintah kabupaten Serang. Final output yang diharapkan, ada peningkatan kapasitas produksi dan petani semakin sejahtera,” Yuli Saputra mengatakan kepada Redaksi, Selasa (22/4/2025).
Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) kab. Serang dan jajarannya pada kegiatan gerakan serentak tanam satu juta hektar jagung.(Ist)
Sukses meraih gelar Doktor Ilmu Pertanian lulusan pertama Program Studi (Prodi) Doktor Ilmu Pertanian Untirta Banten 2025, ia masih mengejar karir sebagai guru besar. Sidang Terbuka (Promosi) Program Doktor Ilmu Pertanian Pascasarjana Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Banten di Gedung H Kartiwa Suriasaputra, berlangsung beberapa waktu yang lalu.
“Ada alasan kuat mengapa saya masuk (meneliti secara mendalam) tiga jenis pupuk; NPK, urea dan organik. karena yang dominan digunakan petani, (yakni) urea dan NPK. pupuk organik tidak dominan, tapi bisa support tanaman,” kata Yuli Saputra, melalui sambungan telpon.
Penggunaan pupuk antara anorganik dan organik harus complementary , sehingga terjadi pemulihan tanah. kalau hanya pupuk organik yang digunakan, hal ini tidak mudah untuk petani. Sementara petani, begitu menabur benih padi, maunya hasil panen bisa maksimal, tapi kemauan tersebut tidak dibarengi dengan upaya dan pemikiran jangka panjang. Sehingga, pada penelitian, ia melihat perlunya upaya mengubah mindset petani secara simultan dengan pemulihan kondisi tanah. karena pemulihan efektif, otomatis hasil produksi meningkat.
“Upaya mengubah mindset petani tidak hanya dengan kegiatan rutin penyuluhan. konsep saya, penyuluhan yang ibaratnya hanya ‘ omon–omon‘, hasilnya nol besar. sebaliknya, mereka harus punya demplot atau demonstration plot, ada aplikasi yang sudah diterapkan pemerintah provinsi/kabupaten. sehingga mereka bisa melihat, terdorong mengubah mindset ,” tutup Yuli Saputra.(Liu)
Be First to Comment