Mendag Budi Santoso melihat langsung inovasi produk ramah lingkungan Namira Ecoprint di Surabaya, Kamis (13/11), sekaligus mendorong UMKM tembus pasar ekspor. (Foto : Ist)
SURABAYA, NP – Menteri Perdagangan Budi Santoso mengunjungi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Namira Ecoprint di Surabaya, Kamis (13/11). Kunjungan tersebut menjadi ajang apresiasi sekaligus penegasan bahwa inovasi dan peningkatan kualitas produk merupakan kunci bagi UMKM untuk menembus pasar global.
Dalam kunjungan kerja itu, Mendag Busan didampingi Sekjen Kemendag Isy Karim serta Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Iqbal Shoffan Shofwan. Rombongan meninjau proses pembuatan produk ecoprint—teknik pewarnaan kain, kulit, dan material lainnya menggunakan bahan alami—yang menjadi keunggulan UMKM asal Surabaya tersebut.
Mendag menyebut Namira Ecoprint sebagai contoh ideal pelaku usaha yang mampu menggabungkan kreativitas, kualitas, dan prinsip keberlanjutan. “Pemanfaatan bahan alam memberikan value sekaligus memperkuat identitas produk Indonesia di pasar internasional,” ujar Mendag Busan dalam keterangannya.
Namira Ecoprint juga mengolah limbah produksi menjadi kompos. Praktik itu mendapat perhatian khusus dari Mendag, yang menilai keberlanjutan kini menjadi tren global, terutama di kalangan Gen Z dan Milenial.
Meski belum menembus ekspor dalam skala besar, produk Namira Ecoprint sudah diminati calon pembeli dari Meksiko, Italia, dan Kanada. UMKM yang berdiri sejak 2019 itu memproduksi beragam fesyen berbahan alami, mulai kain, kerudung, pakaian, tas, hingga sandal, semuanya dibuat sebagai edisi terbatas. Nama Namira Ecoprint juga telah mencatat sejumlah prestasi nasional, termasuk penghargaan dari IWAPI dan kategori IKM Hijau.
Dorong UMKM Go Global
Mendag menegaskan komitmen Kemendag memperluas akses pasar bagi UMKM, salah satunya melalui program UMKM BISA Ekspor. Program ini memfasilitasi pertemuan dengan calon pembeli internasional lewat 46 perwakilan perdagangan Indonesia di 33 negara.
“Perwakilan dagang kita di luar negeri berfungsi sebagai marketing bagi seluruh eksportir Indonesia. prosesnya mudah dan bisa dilakukan secara daring,” jelas Mendag.
Sepanjang Januari–Oktober 2025, program tersebut telah memfasilitasi 1.049 UMKM dengan nilai transaksi mencapai USD 130,17 juta atau setara Rp2,17 triliun. Mendag menekankan pentingnya menjaga konsistensi kualitas agar kepercayaan buyer tetap terjaga.
Selain pasar ekspor, Kemendag juga membuka peluang UMKM di pasar domestik lewat kemitraan dengan ritel modern, department store, serta fasilitasi pameran dalam dan luar negeri. Menurut Mendag, produk Namira Ecoprint berpotensi masuk ke jaringan ritel besar seperti MAP.
Pemilik Namira Ecoprint, Didik Edy Susilo, menyambut baik dukungan pemerintah. “Pendampingan sangat penting. UMKM akan lebih mudah dan tidak berat ketika ingin melakukan ekspor,” ujarnya. (red)







Be First to Comment