Press "Enter" to skip to content

Maret Puncak Panen Padi di Kabupaten Sragen 21.260 Ha

Social Media Share

SRAGEN, NP – Puncak panen padi di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah terjadi pada bulan Maret 2020 ini seluas 21.260 hektar (ha). Alhasil, selain dapat memenuhi kebutuhan beras untuk seluruh masyarakatnya, Sragen juga mampu menyuplai beras untuk daerah lain.

Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sagen, Eka Rini L guna menegaskan bawah di tengah wabah virus Corona yang melanda dunia di antaranya Indonesia tidak mempengaruhi stok pangan khusus beras, Senin (30/3/2020).

Eka menyatakan keberhasilan pertanian Kabupaten Sragen sehingga melakukan pesta panen padi tersebut tak lepas dari kontribusi Kementerian Pertanian (Kementan) yang memberikan dukungan atau bantuan sarana produksi dan pendampingan. Program Kementan mendorong Kabupaten Sragen harus senantiasa mewujudkan swasembada beras yang berkelanjutan.

“Memang tidak dapat dipungkiri wilayah ini walaupun musim keringpun dapat melakukan budidaya padi dengan menggunakan fasilitas sumur dan pompa air yang telah mencapai hampir 30.000 titik,” jelasnya dalam keterangan tertulis Kementan, Senin (30/3/2020).

Menurut Eka, bantuan ini sangat membantu petani guna mengamankan dan meningkatkan hasil budaya padi petani. Apalagi saat musim hujan seperti sekarang ini dengan luas baku sawahnya sebesar 39.827 ha dengan tanam serempak sebagai ciri khas pola tanamnya petani maka pada bulan Januari dan Februari kemarin luas panen padi masing-masing mencapai 873 ha dan 14.371 ha.

“Selanjutnya puncak panen padi terjadi bulan Maret 2020 dengan luasan 21.260 hektar dengan produktivitas 6,26 per ton. Daerah yang paling luas panennya adalah di Kecamatan Masaran disusul Sumber Lawang dan Tanon,” bebernya.

Terkait harga gabah, Eka menuturkan harga gabah kering panen (GKP) saat ini diatas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yaitu sebesar Rp 4.200 per kilogram harga. Panen juga berlangsung di bulan April 2020 dengan luas panen mencapai 18.333 ha.

“Dengan demikian kabupaten sragen dengan sebutan sukowati tetap menjadi tumpuan penyediaan beras di Indonesia baik saat ini maupun yang akan datang,” tuturnya.

Di tempat terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi mengatakan pihaknya selalu sigap memperhatikan ketersediaan pangan yang ada di semua daerah khususnya Kabupaten Sragen. Sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, pihak Kementan dengan cepat memberikan bantuan agar kegiatan budidaya komoditas pertanian terutama padi berhasil dipanen dengan produktivitas tinggi dan jaminan harga yang menguntungkan petani.

“Sesuai arahan Bapak Menteri Pertanian, kita meminta para petani dan semua pihak agar selalu menjaga kesehatan, cuci tangan dengan sabun, melakukan social distancing dan ikuti anjuran pemerintah. Semuanya harus tetap semangat meningkatkan produksi guna memasok pangan secara cukup bagi penduduk,” ujarnya.

Guna menjamin ketersediaan beras selama wabah virus Corona, Suwandi menegaskan Kementan mendukung tindakan tegas aparat berwajib untuk memberi efek jera kepada oknum yang sengaja menaikkan harga dan menimbun bahan pangan, salah satunya beras.

“Kalau ada penimbunan, kami bersinergi dengan pihak Kepolosian, kami turun tangan. Jangan biarkan publik panik sehingga terjadi yang namanya panic buying. Kita usahakan mulai dari kebutuhan hingga produksi dalam negeri tetap berjalan,” tandasnya.(red)

 

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *