BALI, NP – Kolam labuh berperan penting bagi kapal perikanan untuk melakukan kegiatan bongkar muat di dermaga. Namun kedalaman kolam labuh di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan, Jembrana kini minus 0,5 meter berdasarkan hasil pengukuran mandiri dan manual serta dianggap belum memenuhi standar operasional lantaran minus 3.
“Fasilitas bongkar muat sekarang masalahnya tempat untuk mendaratkan kapal. Saya minta pak menteri untuk mengakomodir, termasuk juga untuk kapal di bawah 10 GT,” kata Adnan, salah satu nelayan saat berdialog dengan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo, Kamis (13/8/2020).
Hari kedua kunjungan ke Pulau Dewata dimanfaatkan Menteri Edhy untuk memgunjungi PPN Pengambengan. Di lokasi ini, dia melihat langsung aktivitas bongkar muat, termasuk merasakan kesulitan nelayan yang harus menceburkan diri usai menurunkan hasil tangkapan sebelum akhirnya dibawa ke tempat pelelangan ikan yang berjarak sekira 50 meter. Ia pun mengamini bahwa lokasi ini memerlukan perhatian dan perbaikan.
“Kita akan komunikasikan dengan berbagai pihak untuk dilakukan perbaikan. Masyarakat nelayan melakukan bongkar muat seperti ini sudah tidak bener,” kata Menteri Edhy.
Di bawah kepemimpinannya, Menteri Edhy menegaskan harus ada upaya pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat, terutama nelayan. Dia pun prihatin atas kondisi PPN Pengambengan yang memiliki potensi luar biasa namun minim perbaikan.
“Ini kita berdiri di atas jembatan untuk bongkar muat ikan sangat kurang layak. Kalau ada beban lebih berat lagi ini sudah tidak mampu,” sambungnya.
Potensi PPN Pengambengan didasarkan pada produksi ikan yang bisa mencapai 4.190 ton pada April lalu. Ikan lemuru menjadi ikan yang paling banyak didaratkan di lokasi ini dengan porsi sebesar 90%. Selanjutnya, ikan tersebut digunakan sebagai bahan baku ikan kaleng. Adapun perputaran uang di PPN Pengambengan mencapai Rp39,2 miliar per bulan.
“Mereka ini kerja sehari sudah bisa dapat 15 ton. Saya pikir ini potensi besar,” urai Menteri Edhy.
Di tempat yang sama, Kepala PPN Pengambengan, Andi Manojengi menyebut kapal perikanan yang berpangkalan di tempatnya berjumlah 309 unit. Kapal tersebut terdiri dari 101 unit kapal dengan alat tangkap purse siene dua berukuran 6 – 30 GT. Kemudian 208 unit kapal kurang dari 5 GT yang merupakan perahu motor tempel (jukung) dengan alat tangkap pancing ulur (handline), jaring Insang (gillnet) dan bubu.
Dia pun sepakat dengan pengembangan PPN Pengambengan, termasuk dilengkapi dengan fasilitas penunjang, seperti adanya pasar ikan maupun tempat untuk wisata kuliner
“Dari sisi masyarakat dan bisnis, PPN Pengambengan memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan. Armada penangkapan ikan yang terdapat di PPN Pengambengan pada umumnya mempunyai pola penangkapan one day fishing. Hal ini menyebabkan frekuensi keluar masuk pengunjung di Pelabuhan cukup tinggi,” tutupnya.(rls)
Be First to Comment