Press "Enter" to skip to content

Ketua Umum PB PON Sumut Agus Fatoni: Venue PON XXI Siap Digunakan

Social Media Share

JAKARTA, NP- Provinsi Sumatera Utara (Sumut) menyatakan telah siap menggelar Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI. Sebagai tuan rumah bersama Aceh, Sumut telah menyiapkan beberapa venue yang akan dijadikan tempat pertandingan.

Ketua Umum PB PON Sumut Agus Fatoni mengatakan, dengan segala persiapan yang dilakukan dengan sangat baik, pihaknya berkomitmen untuk menyukseskan event olahraga terbesar di Indonesia ini. Apalagi PON menjadi momentum besar untuk semakin memperkenalkan potensi keindahan Sumut secara lebih luas di tingkat nasional maupun internasional.

“Ini suatu kebanggaan dan kehormatan bagi Sumut dan Aceh menjadi tuan rumah PON XXI,” ungkap Fatoni dalam dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) dengan tema ‘‘Tema PON XXI Aceh-Sumut 2024 Momentum Persatuan dalam Kemajuan”, Senin (29/7/2024).

Karena itu, Fatoni menyatakan Sumut sudah menyiapkan segala infrastruktur pendukung memperlancar penyelenggaraan PON XXI. Terlebih PON XXI ini juga menjadi sangat istimewa, mengingat provinsi ini terakhir kali menjadi tuan rumah PON pada 1953.

“Kita cukup lama menunggu, terakhir jadi tuan rumah tahun 1953. Dan belum tentu momennya ketemu lagi,” kata Fatoni.

Selain kesiapan venue, Sumut juga serius dalam membina atlet-atlet berbakat sejak usia dini dalam menyambut PON XXI. Hal ini untuk membuktikan bahwa atlet-atlet dari daerah mampu berbicara banyak di kancah nasional.

“Kita ingin atlet-atlet dari daerah lain juga punya kesempatan untuk bersinar. Makanya, kita fokus pada pembinaan sejak usia dini,” ujarnya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Fatoni menambahkan, Pemprov Sumut telah gencar mencari bibit-bibit atlet sejak usia dini. Sebab, mencari bibit-bibit muda di usia sekolah dan remaja menjadi fokus penting dalam pembinaan jangka panjang.

“Kami percaya bahwa dengan pembinaan yang tepat, atlet-atlet muda kita bisa menjadi juara di masa depan,” tambah Fatoni.

Meski begitu, Fatoni menyoroti perlunya atensi lebih terhadap potensi atlet di daerah. Selama ini atlet-atlet di kancah nasional didominasi dari Pulau Jawa.

Menurutnya, pemerintah pusat perlu melakukan pembangunan di sektor olahraga secara merata, menyediakan pelatih-pelatih terbaik, hingga penyediaan infrastruktur pendukung lainnya bagi proyek pembinaan jangka panjang atlet muda di daerah.

“Dari persiapan perlu juga atensi lebih, jadi adil itu proporsional, perlu perhatian lebih lagi atlet di luar Jawa,” katanya.

Jadi, PON XXI bukan hanya sekadar ajang olahraga, tetapi juga menjadi ajang promosi potensi dan keindahan sekaligus mencetak atlet-atlet berprestasi dari Sumut. Dengan dukungan penuh dari pemerintah pusat dan daerah, Sumatera Utara dan Aceh siap menyambut para atlet, official, dan pengunjung dari seluruh Indonesia.

“Kami ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Sumatera Utara dan Aceh mampu menggelar event olahraga besar dengan sukses,” tegas Fatoni.

Jembatan Persatuan dan Pemerataan Pembangunan

Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Surono mengatakan PON yang diselelenggarakan tiap 4 tahun sekali tidak hanya sekadar ajang kompetisi olahraga, namun juga berperan sebagai katalisator penting dalam memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Event olahraga nasional ini juga jadi ajang untuk mendorong pemerataan pembangunan olahraga di berbagai daerah di Indonesia.

Menurutnya, sejarah telah membuktikan bahwa olahraga memiliki kekuatan untuk menyatukan manusia, melampaui batas-batas suku, agama, dan ras.

“Di masa lalu, kita melihat bagaimana waktu Olimpiade, perang berhenti. Pada waktu PON di Papua kemarin juga, meskipun sempat diwarnai kekhawatiran akan potensi konflik, tidak ada satu pun peristiwa kekerasan ada selama pelaksanaan,” ujar Surono.

PON sebagai ajang olahraga terbesar di Indonesia, telah berkali-kali menunjukkan peran pentingnya dalam mempererat tali persaudaraan antar warga negara. Semangat sportivitas tinggi yang ditunjukkan oleh para atlet dari berbagai daerah menjadi contoh nyata bagaimana olahraga dapat menjadi perekat bangsa.

Selain sebagai ajang persatuan, PON juga menjadi katalisator dalam mendorong pemerataan pembangunan di daerah. Dengan menjadi tuan rumah PON, suatu daerah akan terdorong untuk meningkatkan kualitas fasilitas olahraga, infrastruktur, dan sumber daya manusia.

“PON XXI Aceh-Sumatera Utara tidak hanya sekadar ajang kompetisi olahraga, tetapi juga merupakan proyek besar yang melibatkan berbagai sektor, mulai dari pemerintah pusat dan daerah, federasi olahraga, hingga masyarakat luas,” papar dia.

Pemerataan dan Pembinaan

Wakil Sekretaris Jenderal Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Brigadir Jenderal TNI Purn Ahmad Saefudin menjelaskan bahwa pelaksanaan PON di dua provinsi sekaligus, seperti yang terjadi di Aceh dan Sumatera Utara, memberikan dampak positif dalam mempercepat pembangunan.

“Dengan membagi beban penyelenggaraan, kedua provinsi dapat saling mendukung dalam penyediaan infrastruktur, venue, dan fasilitas lainnya,” sebutnya.

Pelaksanaan PON di dua provinsi memungkinkan pembinaan atlet yang lebih merata dan seimbang. Dengan melibatkan lebih banyak daerah, potensi atlet dari berbagai wilayah dapat terangkat.

Menurutnya, pelaksanaan PON di dua provinsi bukan hanya tentang kompetisi, tetapi juga keberlanjutan pembinaan olahraga di daerah. Hal ini penting mengingat persiapan atlet untuk kompetisi internasional membutuhkan waktu panjang, dimulai dari pembinaan sejak usia dini.

“Dengan fokus pada cabang olahraga unggulan, diharapkan akan ada kesinambungan dalam pembinaan atlet setelah PON berakhir. Komitmen dari pimpinan daerah dan dukungan dari pemerintah pusat menjadi kunci sukses penyelenggaraan PON,” papar dia.(har)

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *