Press "Enter" to skip to content

Buya Amirsyah : Pesantren sebagai Wadah Mendidik Anak dengan Kasih Sayang

Social Media Share

Buya Dr Amirsyah Tambunan selaku Sekjen MUI berkesempatan memberikan Tausiyah di Pondok Pesantren Bahrul Ulum ( بَحْرُ الْعُلُوْمْ,) pada Senin (09/10/2023).

Dalam sambutannya, Buya mengatakan bahwa Pesantren sebagai wadah mendidik anak penuh kasih sayang.

“Seperti arti dari Bahrul Ulum, yakni lautan Ilmu. Karena itulah Allah memberikan kemulian bagi orang yang beriman dan berilmu untuk meyebarkan kemuliaan dan kasih sayang di Pesantren Bahrul Ulum,” kata Buya.

Hadir dalam kesempatan itu, Pimpinan Dr. K.H. M. Hasib Wahab Hasbullah membacakan deklarasi Pesantren Anti Kekerasan dan ramah; pertama, menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila, UUD 1945, dan bhinneka tunggal ika; kedua, mengajarkan dan mengamalkan ajaran Islam ahlussunnah wal jamaah serta menolak ajaran ekstrim dan radikal; ketiga, mengedepankan karakter Tawasuth,Tasamuh, Tawazun, dan menolak segala bentuk kekerasan; keempat, mewujudkan Pesantren Ramah Anak dengan memajukan, memenuhi, dan melindungi hak-hak anak sesuai dengan prinsip hak anak; kelima, mewujudkan Pesantren Ramah Anak yang aman, nyaman, dan kondusif.

Lebih lanjut Buya Amirsyah mengapresiasi deklarasi acara tersebut; karena selain menguatkan Karakter Pesantren Anti Kekerasan dan Ramah Anak, karena itu tidak ada tempat kekerasan pada anak dan harus di cegah; kedua, Pondok Pesantren Bahrul Ulum yang berada di Tambak Beras Kab. Jombang hendaknya menjadi penyebar ilmu dan kasih sayang di keseluruh Nusantara.

Hadir juga
Dr. Hj. Siti Ma’rifah, M.M., M.H melaporkan tiga kali Roadshow (Ponpres Annawawi Tanara,Ponpres Al Azhari Purwokerta dan Ponpres Mahasina Bekasi. Kesempatan yang sama hadir
Nyai Hj. Mahfudzoh Ali Ubaid (Pembina Ponpes Bahrul Ulum).Lebih lanjut buya Amirsyah menegaskan bahwa lima poin deklarasi diantaranya cegah kekerasan dan tanamkan kasih sayang pada anak. Ini merupakan narasi yang indah dan mulia harus kita pahami, hayati dan amalkan bersama semua pemangku kepentingan, karena itu stop kekerasan pada siswa atau santri dengan mengedepankan kasih sayang pada semu dilembaga pendidikan.

Tugas kita mememilihara kebaikan dan memperbaiki keburukan atau kerusakan menjadi kebaikan sebagaimana firman Allah Qs.Hud 88.
إِنْ أُرِيدُ إِلَّا ٱلْإِصْلَٰحَ مَا ٱسْتَطَعْتُ ۚ وَمَا تَوْفِيقِىٓ إِلَّا بِٱللَّهِ ۚ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ

Artinya :
Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupanDan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali.Untuk itu pondok pesantren Bahrul ulum yang telah banyak melahirkan tokoh nasional dan pendirinya penjadi Pahlawan Nasional berada di Kota Santri Jombang hendaknya dapat menjadi percontohan dan menyebarkan kasih sayang dan kelembutan bersama 39.043 pesantren se Indonesia.

Dalam Tausiyah KH.Anwar Iskandar Wakil Ketua Rais Am NU dan Ketua Umum MUI menegaskan anak didik dan para kiyai di Ponpres harus menjadi sumber ilmu dan sumber menyebar luaskan kebaikan untuk mencegah berbagai dampak negatif dari menyalahgunakan teknologi yang dapat merusak moral bangsa yang semakin mengkhawatirkan saat ini. Karena itu semakin banyak dan luas ilmu uang kita sebarkan, maka keburukan dan kejahatan kita cegah bersama.

Dalam kesempatan yang sama KPPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati, S.E., M.Si dikenal sebagai Bintang Puspayoga hadir memberikan sambutan mengatakan bahwa pengembangan sumber daya manusia (SDM) melalui lembaga pendidikan merupakan investasi yang sangat tinggi nilainya untuk kelangsungan masa depan bangsa. Untuk itu mengajak anak-anak santri memperkuat karakter, jati diri yang ramah dan penuh kasih sayang untuk mencegah bully, fitnah dan adu domba pungkasnya.

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *