Press "Enter" to skip to content

KH. Hasanuddin Sinaga SQ. MA Pimpin Zikir dan Doa Dimulainya Renovasi MJAT Pondok Labu

Social Media Share

JAKARTA, NP- Renovasi Masjid Jami Attaqwa (MJAT) Pondok Labu resmi dimulai, Sabtu (8/7/2023).

KH. Hasanuddin Sinaga SQ.MA memimpin zikir dan doa, menandai dimulainya renovasi masjid yang berlokasi di Kelurahan Pondok Labu, Kecamatan Cilandak, Kotamadya Jakarta Selatan itu.

Untuk diketahui KH. Hasanuddin Sinaga SQ.MA saat ini merupakan imam sholat Masjid Istiqlal dan Masjid Kubah Emas. Sarjana dengan predikat cum laude dari Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an (PTIQ) Jakarta ini juga aktif mengajar di PTIQ, eks kampusnya saat menimba ilmu.

Mengutip wikipedia.org, Hasanuddin juga seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang juga Dosen Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selain KH. Hasanuddin Sinaga SQ, MA, acara zikir dan doa juga dihadiri tokoh masyarakat serta jajaran pengurus dan jamaah MJAT Pondok Labu. Antara lain Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) MJAT Pondok Labu H. Dadang Suratman SH, Ketua Dewan Penasihat MJAT Pondok Labu H. Daryanto, Pimpinan Proyek Pengerjaan Renovasi MJAT Pondok Labu Ir. Agus Nusantoro, Majelis Taklim, ketua RT, ormas, tokoh serta masyarakat di sekitar wilayah kelurahan Pondok Labu.

Majelis Taklim Masjid Jami Attaqwa (MJAT) Pondok Labu. (Foto: NP)

Kehadiran KH Hasanuddin Sinaga SQ. MA di acara peresmian pengerjaan renovasi MJAT Attaqwa menjadi daya tarik warga sekitar untuk hadir. Ungkapan itu disampaikan Ketua Dewan Penasihat MJAT Pondok Labu, H. Daryanto.

“Saya yakin beliau punya magnit untuk menarik kelancaran renovasi Masjid Attaqwa ini. Karena itu, saya yakin Rp 1,5 miliar (anggaran renovasi masjid) itu kecil sekali untuk seorang pendoa seperti KH Hasanuddin Sinaga,” ujar H. Daryanto.


Ketua Dewan Penasihat Masjid Jami Attaqwa (MJAT) Pondok Labu, H. Daryanto. (Foto: NP)

Menurutnya, zikir dan doa yang digelar ini merupakan langkah awal yang baik untuk melaksanakan rencana yang baik pula. Sehingga, ia meyakini, Allah Subhanahu wa Ta’ala mendengar permohonan zikir dan doa yang dipanjatkan.

“Doanya saja sudah diaamiinkan oleh Illahi Rabbi. InSya Allah 1 tahun selesai. Malah nggak sampai 1 tahun sudah bisa terkumpul (dananya). Mungkin juga beberapa hari lagi sudah terkumpul banyak,” ujarnya optimis.

Pada kesempatan sama, Ketua DKM MJAT Pondok Labu H. Dadang Suratman SH mengatakan renovasi MJAT merupakan salah satu ‘agenda besar” dari program yang dirancang kepengurusannya.

Agenda besar lainnya adalah membuat literasi tentang sejarah dibangunnya MJAT Pondok Labu, sehingga tiap generasi memiliki pemahaman dan pengetahuan tentang kesejarahan dari berdirinya masjid ini.

Untuk rencana itu, saat ini pihaknya sedang mengumpulkan data-data yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data kualitatif itu seperti hasil wawancara maupun cerita berdasar fakta dari sesepuh, pinisepuh dan tokoh masyarakat.

Juga data yang bersifat kuantitatif berupa data pendukung yang akan menambah khazanah dari literasi yang sedang disusun.

“Terutama foto-foto, itu sedang kita kumpulkan. Mulai dari masjid ini masih berupa mushola, hingga direnovasi dan diperbesar seperti sekarang ini menjadi masjid,” terang H. Dadang.

Selain itu, agenda besar yang juga tidak kalah penting, menurutnya adalah aspek legalitas MJAT.


Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Jami Attaqwa (MJAT) Pondok Labu, H. Dadang Suratman SH. (Foto: NP)

H. Dadang mengungkapkan MJAT yang berlokasi di Kompleks Departemen Kesehatan Pondok Labu belum memiliki sertifikat. Sehingga pengurus merasa perlu agar MJAT Pondok Labu memiliki kelengkapan surat-surat pendirian sebuah bangunan seperti status badan hukum dan berkas legal lainnya.

“Kami akan menemui pihak-pihak dan lembaga yang memiliki kewenangan untuk kepentingan legalitas itu secepatnya,” tegasnya.

Terkait pembangunan ini, ia berharap dukungan dari semua pihak, baik dukungan moril dan materil. Soal dukungan materil ini, H. Dadang Suratman memberi tips.

“Jadi bapak dan ibu, saudara-saudara, kalau kita mau berinfaq maka niatkan infaq kita itu untuk bapak dan ibu kita. Sehingga orang tua dapat (pahalanya), kita juga dapat (pahalanya),” pungkas H. Dadang Suratman.

Ruangan Baru

Sementara itu, Pimpinan Proyek Pengerjaan Renovasi MJAT Pondok Labu Ir. Agus Nusantoro mengatakan meski sifatnya hanya renovasi, namun ia memastikan akan ada sejumlah ruangan baru untuk berbagai macam keperluan jamaah.

“Ini setelah meminta nasihat dari para pinisepuh yang dulu membangun masjid ini. Ada satu amanah yang harus dijalankan. Yaitu bahwa di dalam pembangunan. Pertama, tidak boleh mengubah bentuk asli,” ujarnya.

Dari saran tersebut, kemudian pihaknya membuat arsitekturnya dan memunculkan 3 alternatif. Akhirnya setelah dilakukan serangkaian rapat dan pertemuan, dipilih alternatif pertama yang kemudian menjadi dasar dalam membuat desain.


Pimpinan Proyek Pengerjaan Renovasi Masjid Jami Attaqwa (MJAT) Pondok Labu, Ir. Agus Nusantoro (baju koko hitam) sedang menjelaskan arsitektur dan desain renovasi MJAT. (Foto: NP)

Dari desain yang dibuat itu, Agus mengatakan ada sejumlah ruang yang diklaim nya baru tapi tidak mengubah bentuk asli bangunan masjid. Misalnya untuk toiliet dan tempat wudhu yang saat ini berdampingan antara laki-laki dengan wanita/perempuan, nantinya akan dibuat terpisah.

Lokasi toilet tempat wudhu perempuan yang berada di sisi kanan masjid (arah selatan) akan diposisikan berlawanan di posisi kiri masjid (arah utara). Sebagai gantinya toilet dan tempat wudhu wanita di selatan nanti akan dihilangkan diganti menjadi pintu akses masuk masjid. Sehingga pintu masjid nantinya akan memiliki dua akses. Pintu utama di depan masjid ditambah pintu akses di sebelah kanan atau selatan masjid.

“Sehingga kalau ada acara besar seperti Sholat Idul Fitri, Idul Adha maupun Sholat Jumat itu yang mau ambil wudhu atau yang mau naik ke lantai 2, itu tidak harus melewati pintu masuk sisi kanan ke dalam masjid,” terang Agus.

Hal baru dari renovasi ini, menurut Agus juga akan ada penambahan ruang untuk kegiatan belajar mengajar seperti Taman Pendidikan Quran, ada ruang singgah bagi ustad maupun ustadzah.

Soal sumber pendanaan, Agus mengatakan selain donatur di sekitar lokasi MJAT Pondok Labu, pihaknya juga telah membuat permohonan pengajuan bantuan anggaran kepada pihak-pihak baik personal maupun lembaga di luar wilayah masjid.

“Kami sudah membentuk panitia pendanaan untuk mencari dana. Dan untuk dana awal renovasi ini, kita sudah memiliki anggaran sebesar Rp 198 juta,” tegas Agus.(dito)

Be First to Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *