R/V OceanXplorer berangkat dari Bitung pukul 20.30 WITA memulai riset laut dalam Indonesian Mission 2025, kerja sama BRIN–OceanX. Tim: 17 periset Indonesia plus pendamping dari Pushidrosal dan Kemenhan. (Foto: Ist)
JAKARTA, NP – OceanX bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) resmi memulai ekspedisi laut dalam untuk meneliti rangkaian gunung laut di utara Sulawesi, salah satu wilayah paling terpencil dan jarang diteliti di Indo-Pasifik. Misi yang berlangsung hingga Januari 2026 ini bertujuan mengungkap dinamika geologi, keanekaragaman hayati, dan proses ekosistem di kawasan Cincin Api Pasifik.
Ekspedisi tahun ini melanjutkan temuan misi OceanX–BRIN 2024, yang berhasil memetakan lima gunung laut baru. Tahun 2025, tim hadir dengan formasi lebih besar, tujuan riset lebih luas, dan teknologi eksplorasi canggih untuk menghasilkan dataset laut dalam terlengkap di Indonesia.
Kepala BRIN: Penting bagi Kedaulatan Ilmu Pengetahuan
Kepala BRIN, Arif Satria, menekankan pentingnya ekspedisi bagi kedaulatan ilmu pengetahuan kelautan Indonesia.
“Sebagai negara kepulauan dan pusat keanekaragaman hayati dunia, Indonesia harus memimpin sains kelautan di kawasan. Ekspedisi ini memperkaya pengetahuan sekaligus memperkuat kemampuan bangsa dalam memahami dan mengelola laut dalam secara mandiri. Inilah fondasi penting menuju transformasi blue economy Indonesia,” ujar Arif.
Perspektif OceanX
Co-CEO dan Chief Scientist OceanX, Vincent Pieribone, menyatakan ekspedisi ini memberi peluang besar memahami laut dalam Indonesia.
“Gunung laut membentuk arus, menjadi rumah spesies langka, dan batu loncatan kehidupan laut. Dari ratusan gunung di perairan Indonesia, hanya sedikit yang telah dieksplorasi. Bekerja sama dengan BRIN memberi perspektif baru tentang bagaimana laut dalam Indonesia mendukung ekosistem yang lebih luas,” kata Vincent, Selasa (2/12/2025).
Dua Tahap Penelitian
Ekspedisi dimulai di Bitung dengan kegiatan edukasi publik dan pelibatan media pada 2–22 Desember 2025. Kapal riset R/V OceanXplorer kini bergerak ke lokasi penelitian untuk dua tahap riset:
- Tahap I: Geologi dan Hidrotermal
Fokus pada pemetaan resolusi tinggi, survei visual, dan profil dasar laut untuk memahami struktur vulkanik serta formasi tektonik. - Tahap II: Keanekaragaman Hayati dan Ekologi
Menggunakan ROV, kapal selam, analisis DNA lingkungan, serta instrumen oseanografi. Teknologi AI SeaSwipe mendukung anotasi citra cepat untuk memetakan spesies dan habitat secara real time.
Pengembangan Kapasitas Peneliti Muda
Selain eksplorasi ilmiah, ekspedisi menjadi ajang pelatihan bagi peneliti muda BRIN dan mahasiswa Indonesia. Mereka dilibatkan langsung dalam pemetaan laut dalam, pengambilan sampel, analisis genomik, hingga pengolahan big data kelautan.
Hasil penelitian, mulai dari batimetri, sampel biodiversitas, sekuens eDNA, hingga citra beranotasi AI, akan menjadi dasar perencanaan tata ruang laut, penilaian risiko geologi, dan pengelolaan keanekaragaman hayati di Sulawesi Utara. Data ini juga mendukung proyek nasional seperti KRISNA untuk penguatan armada kapal riset, serta LAUTRA untuk perluasan kawasan konservasi laut dan peningkatan konektivitas ekosistem.
Dengan misi yang menggabungkan eksplorasi ilmiah, pengembangan kapasitas, dan integrasi data berskala besar, OceanX dan BRIN optimis ekspedisi laut ini akan menjadi tonggak penting bagi ilmu pengetahuan kelautan Indonesia, memperdalam pemahaman tentang laut dalam sekaligus memperkuat tata kelola kelautan nasional. (red)







Be First to Comment